Akhirnya, Rianto pun baru mendapatkan nomor antrean untuk pengambilan pada 10 Juli 2020. Kala itu, ia berhasil mengambil dana Rp 5 juta dari Kantor Cabang BSD, Tangerang Selatan. Karena kebutuhannya cukup besar, ia pun berencana menransfer duitnya lagi melalui RTGS dan SKN, namun ia diberitahu bahwa sistemnya sedang offline.
"Saya butuh untuk sekolah dan kuliah anak saya, jadi saya berencana tiap hari ambil," ujar Rianto. Persoalan timbul ketika ia mengantre pada hari Senin, 13 Juli 2020. Ia mengatakan tidak mendapat nomor antrean lantaran kuotanya sudah penuh. ia pun mencoba di kantor cabang lain, seperti di Bogor dan Depok, namun tetap tidak bisa.
Tak menyerah, sehari setelahnya Rianto mengantre lagi. Lagi-lagi, ia kehabisan kuota di semua kantor cabang yang ia daftarkan. "Padahal saya sudah daftar sekitar pukul 06.00," ujar dia. Pendaftaran pada tanggal 16 dan 17 Juli 2020 ditolak lantaran kuotanya penuh. Ia pun menguji dengan mendaftar di Kantor Cabang Bandung dan Aceh, namun tetap gagal.
Dari sana, ia menduga bahwa rekeningnya telah dibatasi lantaran sebelumnya sudah berhasil menarik dana sebesar Rp 5 juta. "Bisa saja ada pembatasan agar tidak bisa ambil berturut-turut," tutur Rianto.
Ke depannya, Ia berharap manajemen Bukopin lebih transparan dengan memberikan penjelasan kepada nasabah mengenai kebijakan yang diambil. Ia pun meminta manajemen mengaktifkan kembali layanan pengambilan duit melalui ATM. "Tolong permudah aksesnya," tutur Rianto.
CAESAR AKBAR