Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan peningkatan utang swasta kala pandemi bukan merupakan sinyal positif yang menandakan adanya geliat sektor industri. “Ini bukan indikasi utang untuk ekspansi, tapi lebih kepada refinancing dan penambahan likuiditas baru,” katanya.
Kondisi industri yang masih melambat itu antara lain tercermin pada penurunan impor bahan baku dan barang modal secara kumulatif pada semester 1 2020, yaitu masing-masing sebesar -15 persen dan -16,8 persen.
Bhima mengatakan tren lonjakan ULN tersebut perlu mendapatkan pengawasan ketat dari otoritas, seiring dengan risiko yang turut meningkat. “Karena dikhawatirkan dengan tren resesi di berbagai negara tanpa terkecuali Indonesia, kenaikan ULN bisa menyebabkan risiko gagal bayar meningkat pada akhir 2020 dan 2021.”