TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan perpanjangan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB Transisi, maka bisnis bioskop yang rencananya bakal mulai dibuka, jadi kembali ditunda. Perusahaan bioskop PT Graha Layar Prima Tbk. atau CGV Cinema jadi salah satu yang terimbas atas kebijakan ini.
Public Relations Graha Layar Prima Hariman Chalid menjelaskan, perseroan tak tinggal diam merespons kebijakan pemerintah tersebut. Peruahaan berupaya melakukan jasa pembuatan video konten dan iklan untuk pihak ketiga atau eksternal.
Selain itu, melaksanakan kegiatan pemasaran digital di seluruh platform daring perseroan. “Kami berinovasi dengan beralih ke virtual dan memaksimalkan konten kreatif di platform digital CGV seperti Instagram, YouTube, dan Zoom,” kata Hariman ketika dihubungi, Ahad, 19 Juli 2020.
Namun Hariman tidak dapat mengungkapkan secara detil pemasukan dari upaya tersebut. Bila merujuk pada laporan keuangan kuartal I tahun 2020, emiten dengan kode saham BLTZ ini mencatat pendapatan Rp 254,51 miliar, atau turun 12,91 persen dari posisi Rp 292,25 miliar.
Adapun segmen bioskop masih menjadi motor pendapatan dengan nilai Rp 166,67 miliar atau 65,48 persen dari total pendapatan. Sementara segmen makanan menyumbang Rp 60,37 miliar, segmen acara dan iklan Rp 27,38 miliar serta segmen lisensi dan jasa Rp 87,4 juta.