TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah sentimen negatif yang datang bertubi-tubi membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih riskan. Dalam sepekan terakhir, rupiah melemah 2,31 persen atau 333 poin.
Data Bloomberg menunjukkan, pada akhir perdagangan pekan lalu rupiah terkoreksi 0,53 persen atau 78 poin ke level Rp 14.703 per dolar AS. Adapun pekan ini rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp 14.450-Rp 14.900
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Ariston Tjendra menjelaskan nilai tukar rupiah ikut terseret kekhawatiran akan perang dagang Amerika Serikat-Cina. Hubungan kedua negara ini sering tidak akur karena berbagai alasan.
Selain itu, peningkatan kasus positif virus corona atau Covid-19 juga membebani pergerakan rupiah dalam sepekan terakhir. Sentimen Covid-19 bahkan diperkirakan akan terus menghantui laju nilai tukar rupiah.
“Dengan situasi kekhawatiran ini, pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia yang menurunkan tingkat imbal hasil di Indonesia menjadi tidak menarik untuk hot money,” ujar Ariston kepada Bisnis, Ahad 19 Juli 2020.
Potensi pelemahan nilai tukar rupiah masih terbuka dengan penularan virus Covid-19 yang masih terus naik. Akibatnya, pemulihan ekonomi nasional pun rawan tersendat. Kendati demikian, data-data ekonomi yang menunjukkan perbaikan dapat memberikan sentimen positif terhadap rupiah.
BISNIS