TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menanggapi kabar Shell Upstream Overseas Ltd yang akan melepas kepemilikan sahamnya pada proyek Lapangan Abadi di Blok Masela.
Dwi mengaku belum dapat memastikan berapa besaran saham yang akan didivestasikan Shell pada proyek Blok Masela. Namun ia memperkirakan prosesnya paling banter memakan waktu 1,5 tahun atau final pada tahun depan.
Ia memperkirakan proses divestasi terus berlangsung hingga tahun 2021. Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi rencana Shell mundur dari proyek yang disebutkan karena tipe proyek Blok Masela yang berada di onshore.
Hingga kini, kata Dwi, proses tersebut masih berlangsung dan masih sangat tergantung dengan tingkat keekonomian proyek Abadi Masela. "Saya kira informasi-informasi divestasi masih informasi awal, tetapi kalau itu akan terjadi prosesnya saya kira kurang lebih berjalan satu setengah tahun dari sekarang," ujarnya pada media, Jumat, 17 Juli 2020.
Meski begitu, kata Dwi, yang dilakukan Shell adalah pengaturan ulang portofolio perusahaan secara global. "Jadi bukan hanya proyek Abadi Masela, tapi me-review proyek secara global," ucapnya.
Dwi menjelaskan, hingga kini, Inpex Masela Ltd. dan Shell menyatakan komitmennya untuk terus mendukung proyek Abadi Masela. Ia juga berharap agar proyek ini bisa terus berjalan mengingat kapasitasnya yang sangat diperlukan bagi Indonesia.