TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengaku optimistis Indonesia tidak akan masuk ke jurang resesi meskipun negara tetangga Singapura tengah mengalaminya saat ini. Meski begitu, ia mengingatkan pentingnya menjaga neraca transaksi berjalan agar tak tercatat defisit.
"Sayang Indonesia tak kunjung belajar dari krisis-krisis sebelumnya, tak bisa mempertahankan surplus akun lancar ini," ujar Faisal seperti dikutip dari tulisannya di blog www.faisalbasri.com , Jumat, 17 Juli 2020.
Faisal menjelaskan, sebetulnya kondisi Indonesia tak terlalu berbeda dengan Cina. Cina adalah salah satu dari segelintir negara yang sejauh ini belum tersentuh oleh resesi meskipun merupakan negara pertama mengalami hantaman Covid-19.
Padahal Cina adalah pengekspor terbesar di dunia dan pengimpor terbesar kedua di dunia tapi bisa terhindar dari kontraksi ekonomi yang dalam. Hal itu terjadi, menurut Faisal, karena peranan ekspor dan impor dalam PDB Cina relatif sangat kecil.
Ekspor Cina hanya menyumbang 18,4 persen dalam PDB atau angkanya sama persis dengan Indonesia. Sementara impor Cina berkontribusi 17,3 persen terhadap PDB.
Yang membedakan, kata Faisal, ekspor neto Cina masih positif. "Sedangkan eskpor neto Indonesia negatif (porsi impor lebih tinggi dari porsi ekspor."