TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah fokus mengejar pertumbuhan kuartal III 2020. Sejumlah langkah telah disiapkan pemerintah, mulai dari menggeber penyerapan anggaran, melakukan penempatan dana di perbankan, hingga memberi penjaminan modal kerja untuk dunia usaha.
"Itu kami dorong harapannya bisa menjadi mesin pertumbuhan supaya kuartal III nanti kita tidak dalam situasi yang sangat dalam," ujar dia di Kompleks Parlemen, Rabu, 15 Juli 2020. Pada triwulan II 2020, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar -5,1 persen hingga -3,5 persen, dengan titik tengah -4,3 persen.
Sri Mulyani mengatakan kontraksi pada triwulan II terjadi lantaran penurunan yang cukup tajam di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, perdagangan, pertambangan dan juga transportasi. Menurut dia, tekanan perekonomian pada April dan Mei sangat dalam terjadi lantaran Covid-19. Sementara, dampak dari normal baru pada Juli juga masih sangat sedikit.
Baca Juga:
Ia mengatakan belakangan mulai ada relaksasi di sektor transportasi. Namun, sumbangan dari lini tersebut masih sangat kecil lantaran orang belum banyak bepergian. "Oleh karena itu di kuartal III kami mengejar. Beberapa data yang kami peroleh sudah menunjukkan adanya titik balik. Namun titik baliknya ini kami ingin akselerasi," ujar Sri Mulyani.
Sejumlah upaya yang dipersiapkan pemerintah antara lain percepatan penyerapan APBN. Ia mengatakan pemerintah telah mengeluarkan beleid anyar yang merevisi dan menetapkan alokasi dari anggaran yang baru. DIPA pun sudah diselesaikan. Sehingga, saat ini sudah anggaran tinggal dieksekusi.
"Kami akan melakukan percepatan dan monitoring sehingga kalau ada kementerian dan lembaga yang membutuhkan perubahan kita akan coba lakukan secepat mungkin," ujar dia.
Saat ini, Sri Mulyani mengatakan pemerintah juga telah memberikan perhatian ke daerah. Sebab, ia melihat APBD banyak berubah, Pendapatan Asli Daerah anjlok, serta dana transfer ke daerah dan dana desa yang turun. Sehingga, pemerintah akan segera mengakselerasi dukungan ke daerah, salah satunya dengan mengalokasikan hampir Rp 15 triliun untuk pinjaman daerah.
"Jadi kalau ada daerah yang pendapatannya turun sangat dalam karena dampak pandemi, mereka diberikan instrumen agar mereka bisa meminjam dengan suku bunga yang sangat murah dan mereka gunakan untuk memulihkan ekonomi di daerah," kata dia.
Menurut dia, Presiden berharap adanya perbaikan belanja dari Kementerian dan Lembaga, belanja Pemerintah Daerah, serta pemulihan di perbankan dan korporasi yang bisa menjadi daya ungkit untuk pertumbuhan ekonomi triwulan III.
CAESAR AKBAR