TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengaku heran lantaran sejak puluhan tahun berdiri, Politeknik Kelautan dan Perikanan tidak memiliki kapal ikan. Padahal menurut dia, kapal tersebut penting sebagai media belajar bagi sumber daya manusia (SDM) di sektor maritim untuk memahi persoalan-persoalan di laut.
“Banyak kampus Indonesia yang punya jurusan perikanan tapi enggak punya kapal untuk belajar perikanan. Bagaimana bisa 20 tahun berdiri, Politeknik KKP enggak punya kapal penangkap ikan?” tutur Edhy dalam diskusi publik bersama Bincang Karya (Bianka), Rabu, 15 Juli 2020.
Menurut Edhy, Kementerian saat ini akan menghibahkan kapal-kapal tangkapan milik pencuri ikan berbendera asing kepada kampus kelautan. Pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan serta Kejaksaan Agung guna menyusun mekanisme penyerahan eks kapal asing tersebut.
Ia menegaskan pemerintah tidak akan meminta dana sepeser pun dalam proses hibah tersebut. Sementara, bagi koperasi, akan ada mekanisme penyerahan untuk mencegah penyalahgunaan di kemudian hari.
Edhy berharap mahasiswa di kampus ini memiliki kompetensi di bidang kelautan dan perikanan yang bersaing dengan negara-negara lain. Apalagi, kata dia, saat ini pengusaha kapal masih memiliki anggapan bahwa SDM dalam negeri kurang mumpuni dalam menangani bisnis ikan tangkap.
“Pengusaha itu sejak 25 tahun lalu sampai sekarang minta ABK kapal 25 persennya orang asing. Saya bilang paksakan (semua pekerja dalam negeri), kalau tidak mau, tidak usah bisnis ikan,” ucapnya.
Meski begitu, Edhy mengatakan pihaknya tak anti terhadap asing. Dia memastikan pemerintah tetap memberikan kesempatan negara lain berinvestasi di Indonesia untuk pengembangan sektor perikanan di industri darat.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA