TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI mengusulkan mendapatkan bantuan modal kerja kepada pemerintah senilai Rp 21,3 triliun. Hal itu guna menanggulangi imbas pandemi virus corona Covid-19. Modal kerja juga dibutuhkan lantaran masih alotnya permintaan restrukturisasi kredit dengan perbankan.
"Kami ketemu angka Rp 21,3 triliun untuk modal kerja selama enam bulan yang dibutuhkan dengan asumsi mereka mengalami modal kerja yang sama sekali habis," kata Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR-RI, Selasa 14 Juli 2020.
Hariyadi mengatakan, nantinya bantuan modal kerja tersebut akan disalurkan untuk hotel sebanyak 715 ribu kamar dan 17.862 unit restoran. Kualifikasi penerima bantuan modal ini yaitu pengusaha yang sudah tidak memiliki cadangan modal untuk kembali melanjutkan usaha.
"Jadi itu perkiraannya seperti itu ini simulasinya demikian, ini hanya untuk gaji pegawai, listrik dan promosi di luar dari bahan baku makanan dan minuman,"ucapnya.
Menurutnya, saat ini tingkat okupansi hotel hampir di semua daerah masih di bawah 15 persen meskipun pemerintah telah berangsur-angsur melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ini juga terjadi pada layanan jasa resepsi pernikahan dan pertemuan yang masih minim permintaannya.
Penurunan jumlah pengunjung, kata Hariyadi, dipengaruhi juga dengan sedikitnya jadwal penerbangan pesawat, serta mahalnya tes cepat atau rapid test virus corona. Imbasnya, tingkat okupansi hotel di wilayah-wilayah zona hijau masih sedikit.
"Kegiatan pertemuan dan pernikahan saat ini sudah mulai berjalan tapi masih dibatasi kapasitasnya 50 persen ini masih lemah permintaannya tapi sudah mulai berjalan. Berkurangnya jumlah penerbangan dan mahalnya tes Covid-19 ini membuat okupansi di daerah juga menjadi turun drastis," kata dia.
Sebelumnya, soal bantuan modal juga juga sudah disampaikan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) kepada pemerintah bersama dengan beberapa industri lain seperti tekstil dan produk tekstil, industri transportasi darat, makanan dan minuman. Dari industri-industri yang mengusulkan bantuan, Apindo memperkirakan jumlah bantuan modal kerja yang dibutuhkan mencapai Rp 600 triliun selama setahun kerja.