"Kalau dulu belum ada kerja sama harus diseret-seret dulu (kapalnya). Misalnya kapal dari Sorong mesti ke Surabaya. Sekarang tidak perlu lagi," tuturnya. Nicke menjelaskan, kerja sama perawatan ini akan meningkatkan efisiensi anggaran operasional perusahaan.
Direktur Utama Barata Fajar Harry Sampurno mengatakan perusahaannya saat ini memiliki 17 galangan kapal yang tersebar di Indonesia. Galangan ini siap menampung perawatan kapal-kapal milik Pertamina. "Sekarang denagn 17 shipyard, semua bisa melayani untuk pertamina dan BUMN lain. Jadi tidak perlu narik kapal ke mana-mana yang inefisien."
Wakil Menteri BUMN I, Budi Gunadi Sadikin menyatakan, perjanjian ini dapat mengoptimalkan kinerja masing-masing perusahaan agar harga dan kualitas yang diperoleh tetap sesuai. Namun, kata dia, langkah ini tetap harus dapat mendorong perputaran ekonomi di dalam negeri.
Budi berharap, di tengah Covid-19 ini, Pertamina maupun sesama BUMN lainnya dapat saling membantu sehingga kerja sama ke depan bisa lebih baik lagi. “Kita ingin memastikan roda ekonomi berjalan, sehingga terjadi perputaran ekonomi di dalam negeri,” ujarnya.