TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sudah mencapai 6,38 persen. Meski begitu, ia optimistis defisit ini akan kembali ke angka 3 persen pada 2023 mendatang.
"Sekarang defisitnya 6,38 persen, nanti tahun depan akan menjadi 5 koma, tahun depannya lagi 4 koma, ke tahun itu akan di bawah 3 lagi," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 13 Juli 2020.
Jokowi mengatakan defisit Indonesia ini sebenarnya tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Dampak Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia, ia sebut berdampak sangat parah terhadap perekonomian semua negara.
"Kita sudah sangat prudent dan hati-hati, dan yang paling penting menurut saya bukan gedenya tapi tepat sasaran, yang mau disasar benar," kata Jokowi.
Ia mencontohkan program bantuan sosial produktif untuk bantuan modal kerja yang ia berikan pada pengusaha kecil dan mikro. Selama bantuan tepat sasaran dan dapat membangkitkan daya beli masyarakat, hal ini sudah terhitung tepat sasaran. Ia meyakini program tersebut dapat membantu modal kerja pengusaha kecil tersebut.
Bantuan itu sebesar Rp 2,4 juta per pengusaha. Rencananya, Jokowi akan membagikan bantuan ini ke 12 juta pengusaha mikro dan kecil (UKM) lain Se-Indonesia. "Saya mau mutar ke seluruh kota untuk urusan ini," kata Jokowi.