"Ada investor nikel dan bauksit di Batam, Bangka Belitung, Riau, nilai investasi puluhan miliar dolar AS. Ada juga di Morowali proyek alumina, nikel. Investor asing mau masuk ke situ," kata Jahja menirukan Luhut. Artinya, investor asing masih percaya, melihat Indonesia sebagai tempat yang baik untuk investasi.
Meski begitu, kalaupun, sampai di kuartal ketiga ini pertumbuhan ekonomi tercatat negatif, Jahja menilai hal tersebut bukan masalah besar. "Itu wajar. Itu masalah di seluruh dunia. Kalau dibandingkan GDP growth rata-rata tiap kuartal itu negatif semua. Kita masih bersyukur, cuma 1 kuartal yang negatif," ucapnya.
Adapun Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi perekonomian Indonesia akan mulai membaik pada triwulan ketiga hingga keempat tahun ini. Kondisi tersebut seiring dengan adanya relaksasi PSBB dan direalisasikannya sejumlah paket kebijakan pemberian stimulus dari pemerintah.
"Sehingga secara keseluruhan, perkiraan pertumbuhan ekonomi (2020) pada kisaran 0,9 persen sampai 1,9 persen," ujar Perry dalam rapat bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 22 Juni 2020.
Pemulihan ekonomi juga didorong oleh membaiknya perekonomian global dan masuknya kembali arus modal asing. Dengan demikian, Perry memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 bisa merangkak naik pada kisaran 5-6 persen.