TEMPO.CO, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia memperkirakan penerbitan surat utang korporasi sepanjang 2020 bakal turun setidaknya 30 persen dari proyeksi awal tahun. Pada proyeksi awal tahun, diperkirakan penerbitan surat utang jatuh tempo sebesar Rp 158,5 triliun.
"Itu karena adanya kekhawatiran terhadap wabah Covid-19," ujar Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra, Jumat, 10 Juli 2020.
Adapun penerbitan surat utang korporasi tersebut akan didorong oleh jumlah surat utang yang jatuh tempo sebesar Rp 130,7 triliun, khususnya bagi perusahaan yang memiliki kecenderungan melakukan refinancing.
Hingga 30 Juni 2020, mandat penerbitan obligasi yang telah diterima Pefindo namun belum terealisasi mencapai Rp 74,16 triliun. Jumlah tersebut didominasi perbankan sebesar 13,48 persen, multifinance 11,87 persen, dan jalan tol 10,59 persen.
Berdasarkan data Pefindo, realisasi penerbitan surat utang korporasi pada semester I 2020 antara lain pada Februari Rp 13,2 triliun, Maret Rp 6,8 triliun, April Rp 1,8 triliun, Mei Rp 5,1 triliun, dan Juni Rp 3,02 triliun. Sehingga, total realisasi sepanjang enam bulan pertama tahun ini adalah Rp 30,03 triliun.
Salyadi mengatakan pertumbuhan surat utang korporasi masih cenderung melambat hingga semester I 2020. Hal ini terlihat dari penerbitan surat utang listed.
Pada paruh awal 2020, angka tersebut baru mencapai sebesar Rp 29,28 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 53,32 triliun.
CAESAR AKBAR