TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti indikator di bidang ekonomi dalam pidato terbarunya. Menurutnya, jajaran menteri perlu terus mewaspadai dan merespons indikator sektor ekonomi yang kena dampak Covid-19.
“Kalau kita ini tidak ngeri dan menganggap ini biasa-biasa saja, waduh, bahaya banget. Belanja juga biasa-biasa saja, spending kita biasa-biasa saja, enggak ada percepatan,” kata Jokowi dalam keterangan tertulis, Rabu malam, 8 Juli 2020.
Adapun indikator ekonomi yang disebut Jokowi yaitu:
1. Prediksi Ekonomi Dunia
Dia menyebut bahwa prediksi ekonomi dunia juga kurang menggembirakan. Menurut informasi yang Presiden terima dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6 persen.
Adapun sebelumnya, OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global bakal terkontraksi -7,6 persen tahun ini apabila pandemi virus Corona atau Covid-19 semakin meluas.
Proyeksi itu disampaikan OECD melalui economic outlook yang dipublikasikan Rabu, 10 Juni 2020. Menurut OECD, ekonomi global yang pulih masih belum bisa dipastikan lantaran masih tingginya potensi terjadinya gelombang kedua penularan Covid-19.
Mulai dilonggarkannya pembatasan-pembatasan di berbagai negara juga belum menjamin. Apabila gelombang kedua bisa dihindari, OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya terkontraksi -6 persen dan dilanjutkan pada tahun berikutnya dengan pertumbuhan ekonomi global sebesar 5,2 persen.
Namun jika gelombang kedua justru terjadi, pertumbuhan ekonomi global bakal terkontraksi hingga -7,6 persen (yoy) dan pertumbuhan ekonomi global pada tahun berikutnya hanya naik tipis sebesar 2,8 persen.