TEMPO.CO, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat, kredit perbankan pada periode Mei 2020 turun ketimbang bulan sebelumnya. Total kredit yang tersalurkan sepanjang bulan kelima itu hanya mencapai Rp 5.583,25 triliun.
Sedangkan pada April lalu, realisasi kredit perbankan sebesar Rp 5.609 triliun dan pada Maret sebelumnya mencapai Rp 5.712,04 triliun. Meski begitu, Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan kinerja kredit perbankan pada Mei 2020 masih menunjukkan pertumbuhan positif bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Kredit pada Mei 2020 tumbuh sebesar 3,04 persen secara year on year,” tutur Anto dalam konferensi virtual, Rabu, 8 Juli 2020.
Di saat yang sama, dana pihak ketiga pun menunjukkan ada penurunan dari bulan ke bulan, namun tetap masih tumbuh positif ketimbang 2019. Berdasarkan catatan OJK, dana pihak ketiga perbankan pada Mei 2020 sebesar RP 6.174,6 triliun. Sedangkan pada bulan sebelumnya, yakni April sebesar Rp 6.128,09 triliun dan Maret senilai Rp 6.214,31 triliun.
Sepanjang Januari hingga Juni 2020, pertumbuhan kredit perbankan berdasarkan jenisnya terlihat menampilkan tren yang masih tetap positif. Kredit modal kerja tampak tumbuh 1,43 persen; kredit konsumsi 2,25 persen; dan kredit investasi 6,75 persen. Risiko kredit macet atau NPL gross perbankan sepanjang satu semester masih terjaga di level 3,01 persen dan rasio NPF perusahaan pembiayaan sebesar 3,99 persen.
Sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi nasional, Anto mengatakan OJK mendukung pemerintah memberikan subsidi keringanan kredit untuk sektor-sektor terdampak, khususnya UMKM. Berdasarkan catatan entitas, hingga Juni 2020, sebanyak 6,56 juta debitur telah menerima program restrukturisasi kredit perbankan serta pembiayaan dengan total insentif Rp 740,79 juta.
Sebanyak 5,29 juta debitur di antaranya berasal dari kelompok UMKM dengan total restrukturisasi mencapai Rp 317,29 triliun. Sedangkan sisanya diterima oleh non-UMKM. Di samping itu, pemerintah juga memberikan bantuan kontrak restrukturisasi untuk 3,74 debitur melalui perusahaan pembiayaan senilai Rp 133,84 triliun.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA