TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menggencarkan penawaran kawasan industri di sekitar Jawa Tengah kepada para investor asing yang sedang merelokasi pabrik dari Cina dan beberapa negara di Asia Tenggara. Anggota Komite Investasi BKPM, Rizal Calvary, mengatakan terdapat enam area lain yang diunggulkan di tempat kedua selain kawasan industri terpadu (KIT) Batang.
“Yang daya saing infrastrukturnya paling kuat itu di Brebes, Semarang, Kendal, Demak, Cilacap, dan Kebumen. Memang rata-rata di Jateng,”ucapnya kepada Tempo, Senin 6 Juli 2020.
Pemerintah sedang kencang melobi 17 perusahaan multinasional agar mau ikut merelokasi basis produksi ke Indonesia. Tujuh entitas asing sebelumnya sudah berhasil digaet BKPM, mulai dari Alpan Lighting dari Amerika Serikat, tiga perusahaan Jepang yaitu Sagami Electric, Denso, dan Panasonic, perusahaan Taiwan seperti Meiloon dan Kenda Tire, serta LG Electronics dari Korea Selatan.
Ketujuhnya berpotensi memboyong investasi hingga total US$ 850 juta. Satuan Tugas yang dibentuk BKPM, kata Rizal, juga mengincar potensi investasi dari 119 perusahaan.
Lahan seluas 4.368 hektare di Batang disodorkan duluan sebagai sasaran relokasi karena adanya skema sewa lahan jangka panjang yang dianggap paling memikat pemodal. Namun, kata Rizal, pemerintah harus siap sedia dengan lahan strategis lain. “Enam KIT Jawa Tengah itu punya karakter yang kurang lebih sama dengan Batang, soal fasilitas, akses, dan sebagainya,”kata dia.
Kawasan Industri Kendal yang masuk daftar unggulan tersebut memiliki potensi 1.000 hektare lahan yang akan terbagi dalam tiga zona, masing-masing untuk pengolahan ekspor, logistik, dan kegiatan industri. Kawasan Brebes yang luasnya menembus 3.976 hektare bahkan sempat diandalkan duluan sebagai tujuan relokasi. KIT yang mengiris tiga kecamatan itu kemudian tak lagi jadi opsi pertama karena proses pembebasan lahan yang lebih rumit, ketimbang Batang.
“Tapi, aksesnya yang rapat dengan kota-kota besar tetap jadi kelebihan tersendiri,” tutur Rizal.
Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan Jawa Tengah menjadi salah satu destinasi favorit investasi dalam negeri maupun asing. Realisasi penanaman modal di kawasan tersebut mencapai Rp 19,3 triliun pada triwulan pertama tahun ini, atau 9,1 persen dari total realisasi secara nasional. Iklim berusaha yang kondusif dan tak terusik isu sosial menjadi keunggulan wilayah tersebut.
“Suasananya tenang, tidak ribut-ribut. Keramahan masyarakat membuat daya saing investasi Jawa Tengah membaik,” katanya.
Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), Sanny Iskandar, mengakui pusat industri di Pulau Jawa lebih menarik perhatian investor daripada daerah lain, karena infrastrukturnya lebih siap. Dari total 96 kawasan industri yang terdata oleh himpunan, lebih dari separuhnya berada di Pulau Jawa. Lokasi terbanyak, mencapai 27 area, berada di Jawa Barat. “Tapi secara nasional, ada 70 pengelola kawasan dalam lingkup HKI yang siap menampung relokasi industri,” katanya, kemarin.
Adapun Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII), Kementerian Perindustrian, Dody Widodo, mengatakan kawasan industri di sepanjang pantai utara Jawa menarik untuk ditawarkan karena unggul dari segi kecepatan bongkar muat ekspor impor.
Namun, kata dia, secara umum relokasi bisa diarahkan ke seluruh kawasan yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Terlebih, dua wilayah itu masuk dalam rencana percepatan pembangunan ekonomi yang diperkuat dengan Peraturan Presiden Nomor 79 dan Nomor 80 tahun 2019.
VINDRY FLORENTIN | YOHANES PASKALIS