Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Susul Lion Air dan Garuda, Sriwijaya Air Pangkas Karyawan Kontrak

image-gnews
Sriwijaya mendukung pelestarian satwa langka dengan membantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memindahkan satwa langka ke habitatnya. TEMPO/Sriwijaya Air
Sriwijaya mendukung pelestarian satwa langka dengan membantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memindahkan satwa langka ke habitatnya. TEMPO/Sriwijaya Air
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – PT Sriwijaya Air mengikuti langkah Garuda Indonesia dan Lion Air Group yang memangkas jumlah karyawan kontraknya. Upaya tersebut dilakukan untuk mempertahankan bisnis perusahaan di masa pandemi corona yang memukul industri penerbangan.

“Pengurangan SDM tidak mungkin bisa dihindari dengan kondisi bisnis perusahaan yang tidak menentu saat ini,” tutur Tim Corporate Communication Sriwijaya Air dalam pesan yang diterima Tempo, Senin, 6 Juli 2020.

Meski demikian, perseroan memastikan pemangkasan karyawan tidak dilakukan untuk karyawan tetap. Hingga saat ini, perusahaan baru sekadar menghentikan atau tidak meneruskan kontrak beberapa karyawan yang berstatus non-tetap. Saat dikonfirmasi lebih lanjut, tim Sriwijaya tidak berkenan mendetailkan jumlah pegawai yang terimbas pemangkasan ini.

Jauh sebelum Sriwijaya, Lion Air Group sebelumnya mengkonfirmasi telah memutus kontrak karyawannya dan memangkas gaji pegawai tetap sebagai upaya efisiensi. Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Mandala menyebut bahwa Lion Air Group tengah berada di masa sulit dan menantang di masa pandemi.

Imbas wabah itu diakui telah berdampak besar pada sektor transportasi dan mengakibatkan industri penerbangan berada dalam kondisi penuh ketidakpastian. Meski sudah beroperasi kembali, Danang mengatakan Lion Air Group rata-rata baru mengaktifkan 10-15 persen perjalanan dari kapasitas normal sebelumnya atau setara dengan 1.400-1.600 penerbangan per hari. 

"Kami merampingkan operasi perusahaan, mengurangi pengeluaran, dan merestrukturisasi organisasi di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal sebagai dampak Covid-19," ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Senasib dengan Lion, Garuda Indonesia pun telah mengurangi 135 karyawan kontrak pada Juni lalu. “Itu sebagian yang disepakati di awal oleh karyawan yang bersangkutan dengan kami pada waktu tanda tangan kontrak,” tutur Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam pesan pendeknya, 3 Juli.

Irfan mengatakan, kemungkinan perseroan untuk kembali memutus kontrak karyawan masih terus dikaji. Namun dia memastikan, manajemen akan kembali memanggil karyawan kontrak yang terkena pemutusan kerja seandainya kondisi bisnis maskapai BUMN itu pulih. Berdasarkan keterbukaan informasi publik, Garuda Indonesia menyebutkan memiliki 7.600 karyawan hingga pertengahan Mei 2020.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional atau INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan keputusan maskapai dalam negeri untuk mengurangi SDM-nya terpaksa dilakukan di tengah wabah Covid-19.  “Kami harus melihat dari sudut pandang bagaimana upaya-upaya yang dilakukan maskapai agar dapat bertahan menghadapi turunnya minat masyarakat untuk traveling karena dampak Covid-19,” tutur Denon, 3 Juli lalu.

Menurut Denon, INACA memahami bahwa langkah ini harus diambil agar pada masa pemulihan setelah pandemi nanti, maskapai dapat kembali beroperasi dengan sehat. Di samping itu, ia meyakini secara bertahap, kondisi industri penerbangan akan kembali membaik seiring dengan bertumbuhnya permintaan setelah pandemi dapat dikendalikan.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

1 jam lalu

Seorang anak mencoba wahana baru Flight Academy, kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta. (dok. Traveloka)
Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

Flight Academy, wahana baru kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta bisa jadi pilihan mengajak anak menjelajahi dunia penerbangan


Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

1 jam lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto: Arief/vel
Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).


Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

2 jam lalu

Petugas memeriksa kesiapan pesawat Airbus A320-200 maskapai Pelita Air sebelum melakukan penerbangan perdana di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis 28 April 2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pelita Air Service (PAS) membuka penerbangan perdana dengan pesawat Airbus A320-200 rute reguler dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali dan sebaliknya guna mewujudkan komitmen mendukung pengembangan industri transportasi udara dan memperkuat konektivitas di tanah air dengan melayani penerbangan komersial berjadwal (regular flight). ANTARA FOTO/Fauzan
Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

Maskapai Pelita Air secara resmi membuka rute penerbangan baru Bandara Haluoleo Kendari-Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten.


Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

8 jam lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto : Dok/Andri
Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.


Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

11 jam lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

Ketinggian jelajah pesawat komersial biasanya berkisar antara 30.000 dan 42.000 kaki. Perbedaan itu tergantung jenis pesawat dan arah penerbangan.


Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

22 jam lalu

Tony Fernandes. REUTERS/Romeo Ranoco
Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.


8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

1 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat terbang kelas ekonomi. Freepik.com/DC Studios
8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

Pramugari dan pakar perjalanan berbagi cara mencegah jet lag setelah penerbangan jarak jauh, dari mengatur waktu sampai jalan-jalan sore hari.


Indonesia AirAsia Tebar Promo Tiket 20 Persen untuk 28 Rute Internasional, Tiket Bisa Dipesan Hari ini

3 hari lalu

Pesawat Airbus A320 milik maskapai AirAsia di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Maret 2012. PT Indonesia AirAsia resmi mengoperasikan 17 unit pesawat Airbus A320 dan berencana mengoperasikan 34 unit Airbus A320 hingga 2015. Dok. TEMPO/Jacky Rachmansyah
Indonesia AirAsia Tebar Promo Tiket 20 Persen untuk 28 Rute Internasional, Tiket Bisa Dipesan Hari ini

Maskapai penerbangan berbiaya hemat Indonesia AirAsia menawarkan promo hemat 20 persen untuk pembelian tiket penerbangan di 28 rute internasional.


Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Diperpanjang hingga Senin

4 hari lalu

Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sumatra Utara. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Diperpanjang hingga Senin

Penutupan operasional Bandara Internasional Sam Ratulangi akibat aktivitas erupsi Gunung Ruang diperpanjang hingga Senin besok.


Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

4 hari lalu

Ilustrasi pesawat parkir di bandara. REUTERS
Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.