TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berupaya mempercepat penyaluran stimulus insentif fiskal bidang kesehatan. Pasalnya, hingga 24 Juni 2020, realisasinya baru mencapai 4,68 persen. "Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan bagaimana caranya supaya proses dan prosedurnya disederhanakan," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu dalam konferensi video, Jumat, 3 Juli 2020.
Febrio berharap metode verifikasi bisa disederhanakan agar tidak terlalu rumit, namun dengan tetap melalui tata kelola yang baik dan bertanggung jawab. Belakangan, tutur dia, verifikasi tergolong lama lantaran data dari rumah sakit di daerah seringkali harus masuk ke pusat terlebih dahulu dan harus diverifikasi oleh dua eselon I yang berbeda di Kementerian Kesehatan.
Apabila datanya tidak cocok, maka akan dikembalikan lagi ke rumah sakit di daerah.
"Itu yang terjadi dua bulan terakhir. Ini yang kami harapkan, kami koordinir, kami bantu bagaimana supaya prosesnya lebih simple," ujar Febrio. Sehingga, santunan kepada tenaga kesehatan yang meninggal, juga insentif bagi tenaga medis bisa segera direalisasikan.
Febrio mengatakan masalah yang terjadi saat ini adalah perkara administrasi yang bisa dikerjakan dan dipercepat. "Mudah-mudahan dengan koordinasi yang lebih baik maka mudah-mudahan minggu-minggu depan kita lihat realisasi yang lebih bagus lagi."
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Kunta Nugraha mengatakan realisasi stimulus fiskal penanganan Covid-19 bidang kesehatan hingga 24 Juni 2020 baru mencapai 4,68 persen.
"Memang kalau kami lihat dari sisi dari total masih rendah tapi perkembangannya cukup bagus karena pekan lalu masih 1,63 persen," ujar Kunta.
Kunta mengatakan pemerintah sudah melihat kendala-kendala yang menyebabkan penyaluran anggaran tersebut masih sedikit. Ia mengatakan kendala yang ada antara lain adalah gap antara realisasi keuangan dan fisik di masyarakat.
Sehingga, diperlukan percepatan proses administrasi penagihan. "Sebenarnya sudah jalan misalnya terkait penanganan pasien Covid-19, tapi uangnya yang belum 100 persen," tutur Kunta.
Menurut Kunta, saat ini pemerintah sudah melakukan terobosan, yaitu dengan menggunakan uang muka. Uang muka dapat disalurkan meskipun dokumen-dokumen belum lengkap, sembari nanti dokumennya dilengkapi.
"Jadi dokumennya belum lengkap enggak apa-apa, lalu uang mukanya saja kita keluarkan sambil jalan dokumen itu dipenuhi sehingga governance-nya tetap terjaga," tutur Kunta.
Merinci realisasi dari sisi kesehatan, insentif tenaga medis tercatat masih rendah lantaran terdapat kendala administrasi dan verifikasi yang rigid. Meskipun demikian, saat ini realisasinya sudah mencakup 62,5 persen dari tagihan.
"Jadi ada tagihan dari rumah sakit masuk, lalu 62,5 persen klaimnya sudah dicairkan. Yang sisanya belum karena kami menunggu dokumen untuk dilengkapi," kata Kunta.
CAESAR AKBAR