Berdasarkan data Bloomberg, harga saham emiten berkode saham PZZA tersebut sontak melemah sejak awal perdagangan. Hingga penutupan pasar sesi I kemarin, Kamis, 2 Juli 2020, harga saham PZZA sudah melorot 2,5 persen atau 20 poin ke level Rp 780.
Sepanjang tahun berjalan atau year-to-date, saham PZZA sudah melemah 30,67 persen. Saham PZZA sebenarnya sudah mendapatkan katalis positif dari pembukaan tenant di pusat perbelanjaan pada pertengahan Juni lalu.
Direktur Sarimelati Kencana Jeo Sasanto menegaskan bahwa masalah yang terjadi di tubuh NPC international Inc sejak awal tahun 2020 sama sekali tidak berhubungan dan tidak berdampak dengan bisnis PZZA di Indonesia.
“NPC International Inc yang diisukan bangkrut adalah salah satu dari beberapa franchise di Amerika. Jadi bukan headquarter atau franchisor Pizza Hut,” kata Jeo ketika dihubungi, Kamis, 2 Juli 2020.
Ia menerangkan bahwa franchisor atau pemilik hak waralaba Pizza Hut adalah Yum Brands Inc. yang juga sekaligus adalah pemilik brand Taco Bell & KFC. Yum Brands Inc. sebagai pemilik brand Pizza Hut dinilai memang memiliki banyak franchisee di seluruh dunia yang berbeda kepemilikan dan performa kinerja keuangannya.
“Secara umum, bisnis Pizza Hut di AS memang sedang mengalami perlambatan pertumbuhan. Tetapi di beberapa bagian dunia lainnya sedang mengalami pertumbuhan yang pesat terutama di Asia dan Afrika, termasuk di Indonesia,” ucap Joe.
Sebagai gambaran, kinerja emiten restoran tersebut memang terimbas pandemi Covid-19 pada semester pertama tahun ini. Hal ini terlihat dari laporan keuangan kuartal 1/2020 yang mana perusahaan mencatatkan penurunan laba bersih 84,95 persen secara tahunan meskipun pendapatannya bertumbuh 5,91 persen secara tahunan.
Sementara itu, perseroan masih berbelas kasih memberikan dividen tunai kepada pemegang sahamnya sebesar Rp 90,02 miliar. Angka ini setara 45 persen dari total laba komprehensif untuk tahun buku 2019.
BISNIS