TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN Pahala N Mansury memprediksi hingga akhir Juni nilai restrukturisasi kredit nasabah mencapai Rp 30 triliun. Hingga akhir Mei lalu, BTN sudah melaksanakan resktrukturisasi kredit senilai Rp 26 triliun.
"Sejak Maret kami melihat dari sisi perbankan kami lakukan restrukturisasi. Keringanan dari OJK. Jumlah debitur yang melakukan restru cukup besar jumlahnya," kata Pahala dalam diskusi virtual Ngobrol @Tempo, Kamis, 2 Juli 2020.
BTN, menurut Pahala, cukup beruntung karena 80 persen nasabahnya merupakan nasabah yang memang berpendapatan tetap. Meski begitu, kata dia, mayoritas atau 60 persen dari portofolio yang dimiliki BTN memang merupakan masyarakat berpendapatan rendah.
"Karena fokus utama dari bank BTN adalah menyalurkan KRP subsidi yang disalurkan kepada masyarakat yang berpendapatan rendah," ujar Pahala.
Sedangkan di bank-bank milik pemerintah mencatat sampai Mei lebih dari Rp 380 triliun nilai kredit yang sudah dilakukan restrukturisasi.
Lebih jauh Pahala berharap restrukturisasi itu bisa memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, terutama nasabah di sektor UMKM. "Syaratnya nasabah meminta pada bank dan betul-betul pedapatannya terpengaruh Covid-19," kata dia.
Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, Wimboh Santoso, sebelumnya mengatakan restrukturisasi kredit sudah mulai melandai. Menurutnya, sebagian besar restrukturisasi sudah dilakukan pada April hingga Mei.
"Ini tanda bahwa pick sudah dilakukan. Jika ada tambahan tidak begitu banyak," kata Wimboh dalam rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, 29 Juni 2020.
Wimboh mengatakan hingga Desember OJK akan terus monitor seluruh bank terutama kredit yang menjadi segmen restrukturisasi.