TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bisnis Ritel PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Purnomo B. Soetadi memperkirakan ada potensi pembiayaan program haji muda dengan nilai Rp 455 triliun.
Angka itu didasarkan pada prediksi sekitar 13 juta potensi anak muda yang membutuhkan pembiayaan haji. Jika perkiraan biaya haji sekitar Rp 35 juta, maka besar pasar pembiayaan haji ini mencapai Rp 455 triliun.
"Nilainya silakan dikalikan sendiri, tetapi kami cukup optimistis untuk memanfaatkan pasar ini untuk perluasan bisnis Bank Muamalat," kata Purnomo, Kamis, 2 Juli 2020.
Chief Executive Officer (CEO) Bank Muamalat Achmad K. Permana menyebutkan program pembiayaan haji ini masih dibahas. "Secara akad itu dibolehkan, hanya saja potensi ini tidak akan langsung dioptimalkan sekaligus. Kami akan melakukan penetrasi secara bertahap," ujarnya.
Achmad menjelaskan pasar pembiayaan untuk melalui Gerakan MINA sangat potensial, yakni generasi milenial yang telah memiliki pendapatan. "Ke depan kami akan melakukan sosialisasi agar haji sudah menjadi prioritas mereka. Karena bagaimana pun menunggu 21 tahun itu sudah terlalu lama, apalagi harus menunggu pemenuhan tabungan terlebih dahulu."
Per akhir tahun 2019 lalu, jumlah calon jemaah haji reguler yang menabung di Bank Muamalat sebanyak 107.494 nasabah. Angka ini terus meningkat selama 3 tahun terakhir. Adapun jumlah calon jemaah haji khusus per akhir 2019 sebanyak 5.835 orang orang.
BISNIS