TEMPO.CO, Jakarta - Ruas tol Sigli—Banda Aceh Seksi 4 Indrapuri—Blang Bintang yang merupakan jalan tol pertama di Aceh siap dioperasikan. PT Hutama Karya (Persero) yang menggarap jalan tol ini mengatakan, saat ini pihaknya sudah menerima sertifikat layak operasi.
"Untuk Aceh satu ruas sudah siap dioperasikan kami sudah dapat sertifikat layak operasi minggu lalu," ujar Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR, Rabu 1 Juli 2020.
Budi Harto menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat Aceh karena pembebasan lahan untuk ruas tol pertama di Aceh ini terbilang lancar. "Pembebasan lahannya cepat sekali."
Adapun, terkait dengan persoalan tanah wakaf, Budi mengatakan bahwa hal itu sudah ditangani oleh Badan Pertanahan Nasional. Untuk fasilitas umum sudah disepakati ada penggantian dari Lembaga Manejemen Aset Negara.
Secara keseluruhan, tutur Budi, pekerjaan pembangunan ruas tol Sigli—Banda Aceh terus dilakukan meskipun masih ada beberapa kendala. "Progress sudah 50 persen, sekarang ada kendala, ada yang harus kami ubah dari jalan biasa menjadi jalan terowongan," ujarnya.
Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan setelah mendapatkan sertifikat layak operasi, pihaknya tinggal menunggu peresmian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). "[Untuk kepastian operasi] menunggu jadwal peresmian dari Kementerian PUPR. [Kemungkinan] pada awal Juli," jelasnya kepada Bisnis, Rabu.
Jalan tol Sigli—Banda Aceh terdiri atas enam seksi yaitu Seksi 1 Padang Tiji—Seulimeum, Seksi 2 Seulimeum—Jantho, Seksi 3 Jantho—Indrapuri, Seksi 4 Indrapuri—Blang Bintang, Seksi 5 Blang Bintang—Kuto Baro, dan Seksi 6 Kuto Baro—Baitussalam. Total panjang jalan tol itu sekitar 74 kilometer dengan nilai investasi Rp 12,35 triliun. "Total yang dikerjakan sekarang 73 kilometer dan progress sudah 50 persen, kendala di sisanya saja," ujar Fauzan.