TEMPO.CO, Jakarta - Inflasi sepanjang Juni 2020 mulai merangkak naik menjadi 0,18 persen. Angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya, Mei 2020 yang tercatat sebesar 0,07 persen.
"Inflasi Juni 2020 didorong inflasi komponen barang bergejolak," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam siaran langsung Selasa, 2 Juni 2020.
Dari catat BPS, komponen barang bergejolak pada Mei 2020 masih mengalami deflasi minus 0,5 persen. Tapi pada Juni 2020, langsung berbalik arah menjadi inflasi 0,77 persen.
Dalam komponen barang bergejolak ini, ada kelompok harga makanan. Inflasi terjadi karena harga ayam ras naik. Sehingga, memberikan andil inflasi sebesar 0,14 persen.
Kenaikan harga ayam ras terjadi di 86 kota yang disurvei BPS. "Sehingga daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi Juni 2020," kata dia.
Dikutip dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga ayam ras rata-rata nasional hari ini yaitu di posisi Rp 40 ribu per kilogram, naik 4,54 persen.
Selain daging ayam ras, andil terbesar kedua yaitu telur ayam ras 0,04 persen. Menurut laman PIHPS juga, harga telur ayam ras rata-rata hari ini yaitu Rp 28 ribu per kilogram, naik 6,45 persen.
Meski demikian, tidak semua bahan makanan mengalami kenaikan. Suhariyanto menyebut ada bahan makanan lain yang mengalami penurunan harga. Sehingga menahan laju inflasi Juni 2020. "Keduanya yaitu cabe merah dan bawang putih, harganya turun," kata dia.
Meski demikian, inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni 2020 ini masih lebih rendah, yaitu sebesar 1,96 persen. Angka ini di bawah inflasi tahunan pada Mei 2020 yang berada di angka 2,19 persen.
FAJAR PEBRIANTO