TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan besar di Amerika Serikat memboikot Facebook dengan tidak memasang iklan di platform tersebut. Sebab, Facebook dinilai tidak cukup bertindak mengatasi ujaran kebencian.
Operator seluler Verizon Communications Inc memboikot Facebook dengan alasan tersebut dan berlaku mulai Juli. "Kami menghentikan iklan kami sampai Facebook bisa membuat solusi yang bisa diterima dan membuat kami nyaman," kata Verizon, dikutip dari Reuters, Jumat, 26 Juni 2020.
Kelompok pembela hak asasi manusia di AS mengadakan kampanye "Stop Hate for Profit". Mereka mengajak berbagai perusahaan untuk memprotes Facebook, sebagai jejaring sosial terbesar dunia, karena tidak cukup menangani ujaran kebencian, kekerasan dan misinformasi.
Merek perlengkapan mendaki gunung The North Face dan Patagonia juga menarik iklan mereka di Facebook. Patagonia menyatakan mereka menarik iklan di Facebook dan Instagram paling lambat akhir Juli,
Es krim Ben & Jerry's menghentikan seluruh iklan berbayar di Facebook dan Instagram mulai 1 Juli.
Perusahaan Procter & Gamble Co, salah satu pengiklan terbesar di Facebook, menyatakan mereka sedang meninjau platform iklan dan menghentikan belanja jika terdapat konten berisi kebencian.
Adapun Unilever menegaskan tidak akan memasang iklan di Facebook, Twitter dan Instagram hingga akhir tahun. Alasannya, perusahaan menilai pengguna media sosial tersebut senang mengunggah ujaran kebencian yang membuat kondisi politik terpolarisasi. Unilever bertekad untuk mengawasi perkembangan ini dan meninjau ulang posisi perusahaan jika dibutuhkan.
"Melanjutkan iklan di platform tersebut saat ini tidak akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan komunitas," kata Unilever dalam pernyataan resmi yang dikirim melalui e-mail.
Unilever yang memayungi merek seperti mayones Hellmann's dan Axe diketahui memiliki anggaran iklan tahunan mencapai US$ 8 juta.
Unit usaha Honda Motor Co. di AS juga mengatakan akan bergabung dengan boikot dan menghentikan iklan di Facebook dan Instagram pada bulan Juli. Hal tersebut diungkapkan setelah Unilever memutuskan kebijakan penghentian iklan di dua media sosial tersebut.
Facebook mengatakan mereka sedang berdiskusi dengan kelompok pembela HAM. "Kami menghormati keputusan para merek dan tetap fokus pada pekerjaan penting menghapus ujaran kebencian dan memberikan informasi penting tentang pemungutan suara," kata wakil direktur bisnis global di Facebook, Carolym Everson.
ANTARA I BISNIS