TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan sejak dua tahun lalu pihaknya mengandalkan Politeknik PU untuk menghasilkan kualitas SDM yang mumpuni. Dia menegaskan, Politeknik PU harus memiliki ciri khas dibandingkan dengan politeknik lain.
"Politeknik PU harus menjadi politeknik yang unik, bukan seperti politeknik kebanyakan," ujarnya dalam sebuah diskusi online bertajuk Tantangan Pembangunan Infrastruktur dan Peran Pendidikan Tinggi Teknik, Sabtu, 27 Juni 2020.
Politeknik PU hanya memiliki program diploma (D3) dengan tiga program studi. Ketiga program studi itu yakni program studi jalan dan jembatan, sumber daya air, dan bangunan gedung.
Dia mengklaim semua proyek yang dikerjakan Kementerian PUPR diajarkan di sana. Walhasil, Menteri Basuki optimistis lulusan Politeknik PU dibutuhkan pasar.
Selain itu, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendesain program Master Super Spesialis Bidang PUPR.
Menteri yang akrab disapa Pak Bas ini menyampaikan bahwa program ini akan menggunakan APBN Kementerian PUPR sehingga hanya dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan PNS PUPR yang memiliki keahlian teknis spesifik infrastruktur PU.
Program Master Super Spesialis Bidang PUPR mencakup 11 bidang studi seperti Rekayasa Eksplorasi Air Tanah Dalam; Geologi Struktur Bawah Tanah dan Pemanfaatan Ruang Bawah Tanah; Hidrologi dan Drainase pada Sistem Transportasi Jalan, hingga Teknik Mitigasi Bencana Likuifaksi.
Adapun program ini hanya diselenggarakan 18 bulan yang terdiri atas satu semester di kelas dan dua semester akan belajar langsung di lapangan sesuai dengan bidang studi masing-masing.
Politeknik Pekerjaan Umum merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) rintisan baru di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Politeknik ini berada di bawah tanggung jawab Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM).
Lokasi kampus berada di Jl. Prof. Soedharto, SH-Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. Praktikum laboratorium selain dilaksanakan di kampus Semarang, bisa akan dilakukan di beberapa laboratorium milik Kementerian PUPR yang ada di Bandung.
BISNIS