Saat ini, perusahaan berbasis produk konsumsi terkemuka, termasuk produsen perlengkapan kegiatan outdoor Patagonia dan Verizon Communications Inc., yang mengklaim bahwa platform media sosial - khususnya Facebook - mendapat untung dari pengguna yang membagikan ujaran kebencian dan menyebarkan informasi yang salah.
Unit usaha Honda Motor Co. di AS juga mengatakan akan bergabung dengan boikot dan menghentikan iklan di Facebook dan Instagram pada bulan Juli. Hal tersebut diungkapkan setelah Unilever memutuskan kebijakan penghentian iklan di dua media sosial tersebut.
Berdasarkan informasi dilansir Bloomberg, lebih dari 100 perusahaan memutuskan hal serupa. Twitter yang tidak menjadi target penting dari pemboikotan iklan pun menerima kritik serupa.
CEO Facebook Mark Zuckerberg telah menanggapi kritik yang berkembang tentang disinformasi di media sosialnya. Dia mengumumkan perusahaan akan melabeli semua posting yang berhubungan dengan pemungutan suara dengan tautan yang mendorong pengguna untuk melihat pusat informasi, dan memperluas definisi larangan ujaran kebencian di dalam iklan.
Adapun Twitter mengungkapkan Unilever telah menghubungi perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk mengumumkan hal ini kepada publik. VP Global Client Solutions Twitter Inc. Sarah Personette mengungkapkan, misi perusahaan adalah melayani pembicaraan publik dan memastikan Twitter adalah tempat di mana masyarat dalam menjalin koneksi, mencari dan menerima informasi autentik dan terpercaya serta mengemukakan pendapat dengan bebas dan aman.
BISNIS