TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Katadata Insight Center atau KIC menunjukkan akses internet dan Indeks Kesiapan Digital para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM memiliki nilai rata-rata 3,6.
Ini menunjukkan UMKM belum sepenuhnya siap beralih ke digital.
"Jika skala tertinggi adalah 5, maka Indeks Kesiapan Digital UMKM masih pada tahap menengah," kata Mulya Amri, Direktur Riset Katadata Insight Center (KIC), dalam sebuah forum virtual, di Jakarta, 26 Juni 2020.
Berdasarkan riset KIC, UMKM seringkali mengalami kendala menjalankan usaha menggunakan teknologi digital. Salah satu masalah utama bagi UMKM adalah konsumen yang belum mampu menggunakan internet, serta kurangnya pengetahuan untuk menjalankan usaha secara online.
Selain itu, jelas Amri, smartphone atau PC terkoneksi internet cukup banyak dimiliki pelaku UMKM dalam menjalankan usaha. Sayangnya, tidak semua menggunakannya untuk memasarkan produk secara digital.
Adapun beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur Indeks Kesiapan Digital dari UMKM itu yaitu indikator optimisme berada di angka 4,06, kompetensi 3,8, keamanan 3,4, dan kenyaman di angka 3,06. Sehingga, Indeks Kesiapan Digital dari UMKM memiliki nilai rata-rata di angka 3,6.
Di samping itu, masih berdasarkan riset KIC, Indeks Kesiapan Digital ini juga menunjukkan generasi yang semakin tua memiliki indeks kesiapan digital yang relatif rendah dibandingkan dengan generasi yang lebih muda. "Di bawah usia 30, indeksnya 3,72. Sementara 40 (usia) ke atas 3,46," jelas Amri.
Sebagai informasi tambahan, pandemi covid-19 menyebabkan 63,9% dari UMKM yang terdampak mengalami penurunan omzet lebih dari 30%. Hanya 3,8% UMKM yang mengalami peningkatan omzet.
YEREMIAS A. SANTOSO
