TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan di masa pandemi Covid-19 kinerja perusahaan yang tercatat di BEI masih unggul dibanding negara-negara dalam kawasan ASEAN.
"Meski turun dibanding tahun sebelumnya, penurunan ternyata terjadi di negara ASEAN lainnya, malah relatif lebih berat dari kita," kata dia dalam diskusi virtual, Jumat, 26 Juni 2020.
Menurutnya, pada kuartal I 2020 di ASEAN hanya Indonesia yang pertumbuhan pendapatannya satu persen. Kebanyakan negara di ASEAN, kata dia, mengalami pertumbuhan yang minus.
Negara tetangga, seperti Malaysia kata dia minus lima persen, Singapura minus 16 persen, dan Thailand minus 2 persen. Sedangkan dari segi laba Malaysia minus 35 persen, Singapura minus 30 persen, dan Thailand minus 41 persen.
Dia menuturkan sampai dengan 17 Juni 2020, terdapat 296 Perusahaan Tercatat atau 43,3 persen dari total Perusahaan Tercatat di BEI yang menyampaikan Laporan Keuangan Kuartal I 2020. Total agregat laba bersih dari 296 Perusahaan Tersebut pada Kuartal 1 2020 mencapai Rp 63,4 triliun atau turun 19,71 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Nilai perhitungan kinerja keuangan Perusahaan Tercatat ini akan terus bergerak, mengingat batas waktu penyampaian Laporan Keuangan Q1-2020 Perusahaan Tercatat diperpanjang sampai dengan akhir 30 Juni 2020. Adapun komposisi
persentase penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Tercatat Q1-2020 di Indonesia yang sebanyak 43,3 persen tersebut sejalan dengan tren di kawasan regional ASEAN.
"Singapura dan Malaysia masing-masing 34 persen dan 66 persen dari total Perusahaan Tercatat yang ada di kedua bursa di negara tersebut," kata dia.
HENDARTYO HANGGI