INFO BISNIS — Bank BRI memiliki komitmen untuk fokus terhadap pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Hal itu bukan tanpa alasan. Keberadaan UMKM ini sangat penting untuk menopang perekonomian Indonesia. Terbukti kontribusinya yang mencapai 60,3 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. UMKM juga mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan 99 persen dari total lapangan kerja.
Namun, dampak pandemi Covid-19 yang kini menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia, telah membuat pelaku UMKM saat ini tengah menghadapi tekanan yang sangat berat. Pandemi ini telah membuat mereka tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi sebagaimana biasanya.
Baca Juga:
Melihat kondisi ini, BRI pun tergerak untuk menyelamatkannya dengan telah mengimplementasikan berbagai strategi. Hal itu dilakukan dalam rangka mendukung pemerintah menyelamatkan UMKM.
“Perseroan saat ini tengah fokus untuk menjaga keberlanjutan usaha para pelaku UMKM,” ujar Direktur Utama BRI, Sunarso.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah, BRI terus menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menjaga roda perekonomian terus berputar. Hingga akhir Mei 2020 tercatat BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 47,4 triliun kepada lebih dari 1,7 juta pelaku UMKM.
Baca Juga:
Tidak hanya itu, BRI juga tengah mengembangkan sebuah produk pinjaman bagi UMKM yang khusus diperuntukkan pasca pandemic Covid-19.
Sunarso berharap fasilitas tersebut mampu mengakselerasi usaha para pelaku UMKM yang sempat menurun akibat pandemi.
“Saat ini BRI akan tetap ekspansi untuk terus tumbuh. Dengan begitu, UMKM akan tetap berdaya dan akan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan ujungnya mengurangi angka pengangguran,” ucapnya.
Upaya lain yang ditempuh Perseroan untuk tetap menjaga keberlangsungan UMKM adalah dengan gencar melakukan restrukturisasi kredit. Saat ini BRI menjadi bank dengan jumlah restrukturisasi terbesar di Indonesia. Hingga akhir Mei 2020 BRI berhasil merestrukturisasi 2,6 juta pelaku UMKM dengan total pinjaman mencapai lebih dari Rp 160 triliun.
Dia menuturkan berdasarkan data dari Kemenkeu, di Indonesia ada 20 juta UMKM yang membutuhkan restrukturisasi kredit. Dari jumlah tersebut, 11,7 juta ada di bank HIMBARA, di mana 9,6 juta di antaranya ada di BRI.
“Oleh karena itu, BRI harus tetap melakukan restrukturisasi. Dan dari 16 Maret sampai 31 Mei, telah direstrukturisasi sejumlah 2,6 juta nasabah dengan total debet Rp 160 triliun. Mayoritas atau 1,28 juta nasabah ada di mikro yang nilainya mencapai Rp 60,61 triliun. Kemudian KUR 1,2 juta orang, retail 90 ribu orang, konsumer 30 ribu orang dan menengah korporasi 69 ribu,” tuturnya.
Strategi lain yang dilakukan BRI agar UMKM tetap bertahan adalah mendukung tetap beroperasinya pusat-pusat ekonomi dan perbelanjaan, seperti pasar tradisional. Inovasi yang dilakukan di antaranya dengan meluncurkan Web Pasar.
Langkah-langkah yang dilakukan BRI itu pun mendapat apresiasi dari Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.
“Kita dan BRI seringkali melakukan pendampingan bersama melalui pemberian pelatihan dan pembinaan dalam rangka inkubasi bagi mereka, agar dapat terhubung dengan ekosistem digital," kata Teten.
Sunarso menimpali bahwa memberdayakan dan menjaga keberlanjutan UMKM itu sama dengan menjaga penyediaan tenaga kerja, penyerapan tenaga kerja. “Itu adalah cara paling mulia memberikan pekerjaan dan mensejahterakan rakyat,” ujar Sunarso seraya menyampaikan bahwa BRI juga telah membagikan masker kepada satu juta pedagang pasar di Indonesia supaya mereka bisa aman dan terlindungi saat melakukan aktivitas ekonomi. (*)