TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana mengatakan pandemi Covid-19 berimbas pada perekonomian Kota Bandung. Salah satunya terlihat dari realisasi investasi yang anjlok. “Tahun 2019 total Rp 8,43 triliun. Ini tahun 2020, sampai Maret, kita baru Rp 538,79 miliar,” kata dia dalam sesi webinar Markplus Government Roundtable dengan tema Jawa Barat sebagai destinasi investasi, Kamis, 25 Juni 2020.
Yana mengatakan, indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung juga melambat. “Tahun lalu, LPE Kota Bandung itu angkanya 7,42 persen, tertinggi di Jawa Barat. Di bulan lalu, kita sudah turun menjadi 4,3 persen. Dan kalau Covid ini masih terus seperti ini, prediksi kami akhir tahun 2020 bisa -0,41 persen,” kata dia. Dua indikator tersebut menunjukkan dampak pandemi Covid-19 bagi Kota Bandung yang selama ini mengandalkan sektor pariwisata dan jasa.
Pemerintah Kota Bandung hyga berharap penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan sejumlah pelonggaran. “Berdasarkan rapor yang diberikan Pak Gubernur Jawa Barat, Kota Bandung ini berada di zona kuning. Zona kuning ini memang diberi pelonggaran atau relaksasi di beberapa sektor kegiatan yang memungkinkan,” kata dia,.
Kendati pelonggaran tidak bisa diberikan pada semua sektor, tapi beberapa sektor diklaimnya sudah mulai berjalan. “Beberapa sektor yang memungkinkan diberi pelonggaran, yang penyebaran Covid rendah, tapi kapasitasnya hanya bisa 30 persen,” kata Yana.
Yana mengatakan, mal misalnya salah satu yang sudah diberikan pelonggaran. “Mal sudah dibuka 15 Juni kemarin, kemudian hotel, juga beberapa pusat pariwisata. Tapi semua lewat satu proses yang cukup ketat. Dan semua dengan membuat surat pernyataan mereka betul-betul akan menerapkan standar protokol kesehatan yang sangat ketat,” tuturnya.
Hotel misalnya diminta menjalankan protokol kesehatan yang ketat. “Hotel kita minta, kalau satu kamar itu sudah dipakai, mau 2-3 hari atau beberapa hari, setelah check out, disterilkan. Lalu 1x24 jam tidak boleh dijual dulu. Itu salah satu hal yang mudah-mudahan memberikan keyakinan pada calon tamu bahwa kita betul-betul melaksanakan protokol kesehatan itu sangat ketat,” kata Yana.
Yana mengatakan, kendati berada di zona kuning, penyebaran Covid di Kota Bandung diklaim terkendali. “Sekarang cukup terkendali wabah Covid di Kota Bandung, Rt (indeks persebaran Covid) kita di 0,62, mudah-mudahan wabah terkendali agar kita tetap bisa melaksanakan pelonggaran-pelonggaran di sektor ekonomi. Mudah-mudahan ini juga bisa mengurangi dampak sosial maupun ekonomi yang terjadi di Kota Bandung."
Pemerintah Kota Bandung juga sudah meminta pelaku usaha di berbagai sektor untuk serius melaksanakan protokol kesehatan yang ketat agar pelonggaran bisa terus dilakukan. “Mudah-mudahan, dengan adanya relaksasi pelonggaran beberapa kegiatan ekonomi ini juga bisa mempertahankan tren pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung,” kata dia.
Juru bicara, sekaligus Sekretaris Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad mengatakan, laju pertumbuhan persebaran Covid-19 di Jawa Barat mulai meningkat. Persebaran kasus Covid di Jawa Barat masih dominan di wilayah Bodebek dan Bandung Raya. Sejumlah upaya tengah dilakukan menekan persebarannya. Kota Bandung misalnya mulai memberlakukan lagi penutupan sejumlah ruas jalan protokolnya di malam hari untuk menekan pertumbuhan kasus Covid.
Daud mengatakan, PSBB proporsional yang diterapkan membuka kesempatan melakukan sejumlah pelonggaran. “Jadi PSBB yang proporsional itu membuak kegiatan-kegiatan ekonomi. Artinya bahwa PSBB yang tadinya hanya mengecualikan 8 bidang kegiatan, sekarang sudah mulai dibuka. Kegiatan ekonominya semuanya berjalan. Tapi jangan lupa, pembatasan itu tetap ada, pembatasan sosial tetap ada,” kata dia.