TEMPO.CO, Jakarta - Chief Economist Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath memperkirakan bahwa pandemi Covid-19 menelan biaya ekonomi global sebesar US$ 12,5 triliun hingga akhir tahun depan. Kerugian itu timbul karena pertumbuhan ekonomi dunia anjlok melebihi perkiraan sebelumnya.
“Pandemi ini berupa krisis yang tidak sama dengan krisis lain. Kontraksi ekonomi global akan jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan pemulihannya "tidak pasti," tulis IMF dalam buku lapporan World Economic Outlook yang dikutip Bisnis pada Kamis, 25 Juni 2020.
Produk domestik bruto global juga diperkirakan turun 4,9 persen tahun. Namun, Gita optimistis, pertumbuhan ekonomi akan kembali melonjak tahun depan yakni mencapai 5,4 persen. Kendati demkian, ia memperingatkan bahwa jika tidak ada solusi medis, kekuatan pemulihan sangat tidak pasti dan dampak pada sektor dan negara akan tidak merata.
Menurut perkiraan IMF, ada beberapa negara yang akan sangat terpukul secara spektakuler. Ekonomi Italia disebut akan mengalami kontraksi sebesar 12,8 persen, sama dengan Spanyol, dan Prancis yang turun 12,5 persen. Sedangkan ekonomi Inggris akan menyusut 10,8 persen.
Ekonomi AS diprediksi berkontraksi sebesar delapan persen. Sementara Cina, tempat virus korona pertama kali terdeteksi, akan tumbuh sebesar satu persen ketika langkah-langkah awal melawan wabah mulai berlaku.
IMF juga menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Timur Tengah dan Asia Tengah akan melambat 4,7 persen. Arab Saudi akan mengalami kontraksi 6,8 persen tahun ini sebelum pulih dengan pertumbuhan 3,1 persen pada 2021, menurut perkiraan IMF.
Langkah-langkah penanggulangan dampak ekonomi di seluruh dunia diyakini IMF telah membatasi kerusakan ekonomi dan memperkuat pasar keuangan. "Penanggulangan sektor fiskal dan keuangan yang cukup besar yang diambil beberapa negara sejak awal krisis telah mencegah kerugian jangka pendek yang lebih buruk," menurut laporan itu.
Disebutkan juga bahwa "stabilitas di pasar minyak juga telah membantu mengangkat sentimen," dengan patokan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) "dalam kisaran yang stabil."
BISNIS