TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri sekaligus CEO QM Financial Ligwina Hananto memberikan tips agar masyarakat bisa menabung dana darurat sekaligus berinvestasi di waktu yang sama. Ia mengatakan hal tersebut bisa dilakukan dengan menyisihkan sedikit pemasukan untuk investasi dan nominal yang lebih besar untuk dana darurat.
"Jadi setor jumlah yang sangat kecil untuk jangka waktu yang sangat panjang. Di waktu yang sama, menyimpan dana darurat dalam jumlah yang lebih besar," ujar Ligwina dalam aca Ngobrol Bareng Tempo yang disiarkan live di akun instagram @tempodotco, Senin malam, 22 Juni 2020.
Besar nominal investasi, kata Ligwina, setidaknya sebesar setengah dari harga sepatu yang digunakan. Misalnya, untuk orang yang menggunakan sepatu seharga Rp 200 ribu, sisihkan Rp 100 ribu untuk berinvestasi.
"Artinya Rp 100 ribu ini enggak bisa dibelikan sepasang sepatu, hanya sebelah. sehingga uang Rp 100 ribu ini nilainya enggak bagus buat dia, karena untuk sepatu saja tidak bisa jadi sepasang," ujar Ligwina. Dana yang disisihkan itu lantas bisa disimpan untuk investasi pada produk setara reksa dana saham.
Bagi orang di bawah 30 tahun, investasi tersebut bisa menjadi dana pensiun untuk 30 tahun ke depan. Ketika pasar modal berfluktuasi, Ligwina mengatakan orang tak perlu mencemaskan investasi tersebut lantaran tujuannya untuk jangka panjang. Di samping itu, nominalnya pun relatif kecil per bulannya.
"Karena jumlahnya sangat kecil yang diinvestasikan, enggak berpengaruh untuk hidup dia. Jadi kalau sepatu Rp 100 ribu invest Rp 50 ribu, sepatu Rp 200 ribu invest Rp 100 ribu. Kalau sepatunya Rp 1 juta, invest Rp 500 ribu. Jadi masing-masing orang beda," ujar Ligwina.
Di waktu yang sama, Ligwina mengatakan dana dengan nominal yang lebih besar dapat disiapkan untuk dana darurat. Dengan demikian, uang simpanan telah terbagi antara dana darurat yang risikonya rendah, dengan investasi yang lebih berisiko. Untuk dana darurat, dana dapat disimpan di tabungan, deposito, reksa dana pasar uang, atau emas.
"Buatlah ini otomatis. Misalnya gaji Rp 3 juta potong, Rp 300 ribu, Rp 200 ribu di tabungan, Rp 100 ribu di reksa dana. Terus rutin setiap bulan sehingga jadi kebiasaan saja. Jadi terkondisikan untuk rutin menabung dan investasi," ujar Ligwina.