TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat penumpang di sejumlah bandara yang dikelola perseroannya meningkat. Salah satunya Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.
Berdasarkan data perusahaan, pada 1 -15 Juni 2020, total penumpang yang terbang dam tiba di Bandara Ngurah Rai mencapai 8.116 orang. Sedangkan pergerakan frekuensi pesawat terdata sebesar 260 penerbangan.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan pihaknya telah menerapkan prosedur pelayanan dalam masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal di Bandara Bali serta 14 bandara lainnya yang dikelola perusahaan.
"Ini merupakan komitmen kami untuk mendukung upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan tetap memberikan rasa aman dan nyaman kepada penumpang yang melakukan perjalanan udara,” tutur Faik dalam keterangannya, Jumat, 19 Juni 2020.
Adapun pergerakan penumpang dan pesawat di bandara Bali jika dibandingkan dengan trafik di bandara lain milik Angkasa Pura I pada periode yang sama berada pada posisi kedelapan. Posisi frekuensi di bandara Bali berada di bawah Bandara Sultan Hasanuddin yang melayani trafik penumpang tertinggi, yaitu 53.940 orang dengan 996 pergerakan pesawat.
Sedangkan Bandara Juanda Surabaya mencatat pergerakan penumpang mencapai 50.261 orang dan pesawat sebesar 886. Kemudian, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan mencatatkan pergerakan penumpang sebanyak 34.345 orang dan 659 pergerakan pesawat.
Ihwal pengawasan, Faik memastikan seluruh bandara telah patuh dengan protokol kesehatan. "Kami selalu memastikan kebersihan pada fasilitas-fasilitas publik," tuturnya.
Faik memgimbuhkan, Angkasa Pura I juga mendorong mitra usaha atau tenant di bandara untuk menerapkan adaptasi kebiasaan baru dalam pelayanan kepada pengguna jasa bandara. Misalnya dengan menyediakan peralatan pelindung yang dibutuhkan karyawan, seperti pelindung wajah, sarung tangan, masker, dan pemeriksaan kondisi kesehatan.
Selanjutnya, perlu adanya penyesuaian ruang kerja dan bisnis sesuai dengan panduan jarak fisik yang berlaku serta penyediaan beberapa stasiun pembersih tangan dan atau wastafel di seluruh area disertai dengan rambu atau petunjuk yang memadai untuk penumpang. Pemilik tenant juga perlu mempertimbangkan langkah-langkah perlindungan, seperti pemasangan perisai plexiglass antara karyawan yang berhadapan dengan pelanggan.
"Kemudian, menganjurkan penggunaan tiang penopang antrean dan atau marka lantai untuk mengampanyekan penerapan jaga jarak fisik dan meningkatkan kebersihan," ucapnya.
Implementasi pengaturan sirkulasi, penggunaan peralatan makan sekali pakai, dan pengelolaan limbah secara efisien pun dirasa perlu dilakukan.
Sedangkan bagi petugas operasional yang bertugas, Faik mewajibkan penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti kacamata pelindung, pelindung wajah, masker, dan sarung tangan serta sanitizer.
Faik memastikan, pihak bandara akan mengawasi melalui Airport Operation Control Center (AOCC) yang berfungsi untuk mengendalikan dan memonitor operasional secara realtime.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA