TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Erwin Aksa menyebutkan bahwa proyeksi penjualan mobil tahun 2020 ini hanya mencapai 400 ribu unit. Proyeksi itu sudah memasukkan dampak pandemi Covid-19 terhadap usaha otomotif.
Dari laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gakindo), kata Erwin, penjualan mobil jeblok hingga 63 persen dari keadaan normal yang mencapai 1,1 juta unit mobil per tahun. Jika biasanya Indonesia menjual 1 juta mobil per tahun, kemungkinan besar tahun ini penjualan mobil hanya mencapai 300 ribu sampai 400 ribu unit.
"Penjualan mobil maupun motor menjadi indikator bahwa masyarakat kita memiliki daya beli tinggal 5-10 persen," kata Erwin dalam webinar bertajuk "Ketahanan Sosial Ekonomi dalam Tatanan Normal Baru" di Jakarta, Kamis, 18 Juni 2020.
Dalam kondisi normal, kata Erwin, penjualan mobil rata-rata mencapai 100 ribu-120 ribu unit per hari. Tapi dengan adanya wabah Corona, penjualan menurun menjadi tinggal 5 persen saja atau sekitar 6.000 unit per hari.
Oleh karena itu, manufaktur dan otomotif menjadi sektor yang masuk dalam kategori 'loser' atau yang paling terdampak di masa pandemi. Selain otomotif, sektor perhotelan juga terdampak dengan tingkat keterisian hotel anjlok tinggal 10 persen.
Sebanyak 430 ribu karyawan di sektor perhotelan pun terpaksa dirumahkan atau terkena PHK. Dari catatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), lebih dari 1.700 hotel melaporkan menutup usahanya.
Erwin juga menyebutkan industri lainnya yang mengalami penurunan omzet penjualan yakni industri elektronik hingga 60 persen. Ada juga industri makanan dan minuman yang jeblok omzetnya hingga 50 persen.
Sementara industril retail, kata Erwin, Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia menyebutkan hanya 50 persen dari tenant mall yang bisa membuka kembali setelah tutup 3 bulan.
Di sisi lain, ada sektor yang tidak terdampak (winner) atau justru mengalami pertumbuhan, yakni farmasi, makanan dan sembako, alat kesehatan dan telekomunikasi. Oleh karena itu, pelaku usaha diharapkan dapat melakukan transformasi usaha di era normal baru.
Terkait hal itu, Erwin menyebutkan, para pelaku usaha harus segera melakukan tranformasi usaha ke sektor 'winner'. "Di sektor kesehatan, sudah banyak pelaku usaha melakukan diversifikasi usaha masuk ke sektor alat kesehatan dan lainnya," katanya.
ANTARA