TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, pemerintah terus mencari terobosan baru guna memacu ekspor makanan olahan di tengah pandemi Covid-19.
Adapun untuk produk makanan olahan, pada periode Januari– April 2020, Indonesia berhasil mencatatkan nilai ekspor sebesar US$ 1,32 miliar
atau meningkat 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Makanan olahan masih berpeluang besar di pasar global. Kami akan terus mencari terobosan baru untuk meningkatkan ekspor makanan olahan dan diharapkan dapat mendorong kinerja ekspor nonmigas,” kata Agus melalui keterangan resmi, Rabu 17 Juni 2020.
Agus menilai Indonesia dinilai masih memiliki peluang peningkatan ekspor dan memasuki pasar baru di negara lain yang belum bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kemendag mencatat negara tujuan utama ekspor produk makanan olahan Indonesia pada periode Januari– April 2020 yakni Amerika Serikat sebesar US$ 293,6 juta (dengan pangsa pasar 22,11 persen), dan Filipina senilai US$ 161,4 juta (12,15 persen).
Selanjutnya, Malaysia sebanyak US$ 101,6 juta (7,65 persen), Singapura sebesar US$ 74,9 juta (5,64 persen), dan Jepang US$ 71,9 juta (5,41 persen).
Untuk itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan, melakukan pertemuan dengan pelaku usaha guna memanfaatkan peluang ekspor produk pangan olahan. Salah satunya melalui pertemuan virtual dengan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, Rabu 17 Juni 2020.
Kasan mengatakan, melalui pertemuan virtual ini, Kementerian Perdagangan bisa mendapatkan banyak informasi dari eksportir. Dengan jnformasi tersebut, kata Kasan, pihaknya akan mencari solusi dari hambatan yang dialami pelaku usaha.
"Dan menjadikannya sebagai dasar penyusunan kebijakan dan pengelolaan informasi pasar untuk melayani pelaku usaha di meja bantuan (help desk) ekspor di Kementerian Perdagangan," kata Kasan.
Kasan juga menuturkan, Kemendag akan terus melakukan promosi ekspor dan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual melalui perwakilan perdagangan. Selain itu, dengan menyelenggarakan pelatihan ekspor secara virtual dan peningkatan pelayanan informasi ekspor.
“Kami berharap pelaku usaha tetap optimis terus menggenjot ekspor makanan olahan Indonesia,” ucapnya.