TEMPO.CO, Jakarta - Para pengusaha meminta pemerintah menambah paket stimulus ekonomi untuk memperbaiki tren pertumbuhan ekonomi yang kian merosot. Implementasi stimulus itu juga diminta dipercepat, untuk mengantisipasi anjloknya perekonomian yang diprediksi terjadi pada kuartal II/2020.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani mengatakan, tambahan stimulus dan percepatan implementasi tersebut perlu dilakukan pemerintah untuk menahan laju gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, juga untuk mengembalikan daya beli masyarakat.
"Pemerintah harus memperbesar stimulus dan mempercepat implentasinya, sehingga gelombang pekerja yang di rumahkan atau dikenakan PHK tidak naik secara cepat serta daya beli masyarakat bisa kembali secara perlahan," ujar Rosan kepada Bisnis, Selasa 16 Juni 2020.
Menurut Rosan, Kadin sebelumnya telah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 akan berada di level -3 persen hingga -5 persen.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita yang disiarkan secara daring di YouTube pada Selasa kemarin memperkirakan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi hingga -3,1 perse pada kuartal II/2020. Dia menjelaskan kontraksi tersebut dipicu oleh penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah kota di Indonesia pada kuartal II/2020.
Ke depannya, Sri Mulyani meyakini ekonomi Indonesia akan kembali membaik pada kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020. Namun, proyeksi secara tahunan ini akan bergantung kepada realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2020 yang harus lebih baik dibandingkan dengan kuartal II/2020.
BISNIS | CAESAR AKBAR