TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sempat loyo beberapa hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini kembali bangkit. IHSG ditutup menguat lebih dari 3 persen pada akhir perdagangan hari ini, Selasa 16 Juni 2020.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pergerakan IHSG ditutup menguat 3,53 persen atau 170,12 poin ke level 4.986,46 pada akhir perdagangan hari ini. Sehari sebelumnya, IHSG masih merah dengan koreksi sebesar 1,4 persen atau turun 68,3 poin ke 4.812,06.
Indeks mulai bangkit dari pelemahannya dengan mengawali perdagangan Selasa langsung melambung 2,46 persen atau 118,28 poin ke level 4.934,61. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.821,47-4.989,53.
Seluruh 10 sektor menetap di zona hijau, dipimpin oleh sektor finansial yang menguat 4,96 persen dan aneka industri yang melonjak 4,11 persen. Dari 693 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), 340 saham tercatat menguat, 101 saham melemah, dan 252 saham stagnan.
Sejumlah saham perbankan menjadi penopang utama pergerakan IHSG hari ini, di antaranya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang melonjak 4,73 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang melonjak 7,93 persen, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang menguat 6,46 persen.
Analis RHB, Christopher Andre Benas mengatakan, pergerakan IHSG hari ini mengikuti laju bursa AS menyusul euforia dari rencana stimulus lanjutan bank sentral AS Federal Reserve. IHSG menguat di saat bursa saham lainnya di Asia juga bergerak positif. Indeks Kospi ditutup menguat 5,28 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 2,39 persen. Di Cina, indeks Shanghai Composite menguat 1,44 persen.
Dilansir Bloomberg, The Fed memutuskan untuk membeli obligasi korporasi secara terpisah. Pembelian obligasi ini akan dilakukan melalui program Secondary Market Corporate Credit Facility. Sebelum digunakan untuk membeli obligasi korporasi, program ini kebanyakan melakukan pembelian exchange-traded funds. The Fed mengatakan program ini akan mengikuti indeks pasar obligasi korporasi AS yang juga telah dirancang secara kilat.
Penguatan pasar juga terjadi setelah manuver risk-off investor di tengah kenaikan angka kasus positif virus corona di sejumlah lokasi seperi Beijing, Tokyo, dan Florida. Setelah kenaikan pada bulan April dan Mei, investor mulai mempertimbangkan kembali dampak virus corona terhadap kegiatan ekonomi yang belum berjalan sepenuhnya.
BISNIS