TEMPO.CO, Jakarta - Hingga akhir perdagangan sesi I, Selasa, 16 Juni 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 3,02 persen atau 145,38 poin menjadi 4.961,72.
Penguatan perdagangan hari ini membawa total kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 5.756,55 triliun. Jumlah itu meningkat Rp 169 triliun dari posisi Rp 5.587,55 triliun pada penutupan perdagangan sebelumnya.
IHSG menguat pada pembukaan perdagangan hari ini berkat penguatan yang terjadi pada sejumlah saham big caps. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG melonjak 1,25 persen pada pukul 09.01 WIB. Hingga pukul 09.22 WIB, indeks menguat 2,39 persen ke level 4.931,24.
Penguatan IHSG didorong oleh penguatan yang terjadi pada sejumlah emiten berkapitalisasi pasar jumbo di sektor perbankan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memimpin penguatan. BBRI melonjak 7,24 persen ke level Rp 3.110 per saham, dengan total transaksi mencapai Rp 683,7 miliar.
Selanjutnya, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menguat 3,88 persen menuju Rp 3.210. Total transaksi mencapai Rp 415,4 miliar.
Saham-saham big caps lainnya yang menopang indeks ialah BBNI (+8,1 persen), PGAS (+10,05 persen), BBCA (+5 persen), BMRI (+5,93 persen), dan BBTN (+8,02 persen).
Meski total kapitalisasi pasar meningkat menjadi Rp 5,756,55 triliun, investor asing masih tercatat melakukan net sell Rp 190,79 miliar pada sesi I hari ini.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan ketakutan Dow Jones akan turun tajam akibat gelombang kedua Covid-19 ternyata tidak terbukti. Justru yang terjadi sebaliknya, setelah The Fed mengatakan akan mulai membeli obligasi korporasi individu, Dow Jones kembali ditutup menguat sebesar +0.62% semalam.
Hal itu berpotensi menjadi sentimen positif bagi perdagangan Selasa ini di tengah pencapaian jumlah tertinggi kembali korban akibat Covid-19.
Menurut Edwin, berlanjutnya penguatan beberapa harga komoditas seperti Crude Oil naik +1.37 persen, Coal +1.23 persen & Nikel +1.02 persen berpotensi mendorong naik saham-saham dibawah komoditas tersebut dalam perdagangan Selasa ini.
Sementara itu, Bursa Asia berhasil rebound dari penurunan terbesarnya sejak Maret lalu seiring dengan kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang mendorong optimisme investor di tengah gelombang kedua kenaikan angka kasus positif virus corona.
BISNIS