TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Selasa, 16 Juni 2020.
Pada pukul 09.00 WIB, terpantau indeks naik 1,25 persen menjadi 4.876,64. Sebanyak 92 saham menguat, 11 saham melemah, dan 23 saham stagnan.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan ketakutan Dow Jones Industrial Average akan turun tajam akibat gelombang kedua Covid-19 ternyata tidak terbukti. Justru yang terjadi sebaliknya, setelah The Fed mengatakan akan mulai membeli obligasi korporasi individu, DJIA kembali ditutup menguat sebesar +0.62% semalam.
Hal itu berpotensi menjadi sentimen positif bagi perdagangan Selasa ini di tengah pencapaian jumlah tertinggi kembali korban akibat Covid-19.
Menurut Edwin, berlanjutnya penguatan beberapa harga komoditas seperti Crude Oil naik +1.37 persen, Coal +1.23 persen & Nikel +1.02 persen berpotensi mendorong naik saham-saham di bawah komoditas tersebut dalam perdagangan Selasa ini.
“IHSG diprediksi bergerak di rentang 4.778 – 4.860,” paparnya.
Sementara itu, Bursa Asia berhasil rebound dari penurunan terbesarnya sejak Maret lalu seiring dengan kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang mendorong optimisme investor ditengah gelombang kedua kenaikan angka kasus positif virus corona.
Pada Selasa (16/6/2020), indeks S&P/ASX 200 Australia memimpin reli positif bursa Asia pagi ini dengan penguatan 2,8 persen disusul indeks Kospi Korea Selatan sebesar 2,6 persen. Sementara itu, kenaikan juga diikuti oleh indeks Topix Jepang sebanyak 2,3 persen.
Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong juga turut menikmati penguatan ini sebesar 1,7 persen Adapun indeks berjangka S&P 500 juga naik 0,7 persen hingga pukul 09.13 waktu Tokyo, Jepang.
Faktor kenaikan bursa Asia didorong oleh kebijakan The Fed yang memutuskan untuk membeli obligasi korporasi secara terpisah. Pembelian obligasi ini akan dilakukan melalui program Secondary Market Corporate Credit Facility.
Sebelum digunakan untuk membeli obligasi korporasi, program ini kebanyakan melakukan pembelian exchange-traded funds. The Fed mengatakan program ini akan mengikuti indeks pasar obligasi korporasi AS yang juga telah dirancang secara kilat.
“Jumlah dan kecepatan ekspansi neraca The Fed akan menjadi bantalan untuk pasar modal dunia,” ujar Stephen Gallo, Head of European FX Strategy di BMO Capital Markets.
BISNIS