TEMPO.CO, JAKARTA - Direktur Utama Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Anang Latif mengatakan peningkatan kecepatan jaringan dari 4G ke 5G belum jadi prioritas negara dalam waktu dekat. Menurutya, saat ini masih lebih penting memastikan aksesbilitas merata di seluruh negeri terlebih dahulu.
“Kementerian Desa melaporkan masih ada 13.500 desa yang belum punya akses internet,” katanya, Senin 15 Juni 2020.
Direktur Jenderal Penyelenggaran Pos dan Informatika Ahmad Ramli mengatakan kebutuhan 5 G masih seputar di kalangan industri. Itu pun, katanya, masih sedikit lantaran belum begitu banyak industri yang menerapkan komputisasi awan, otomasi industrinya secara besar.
“Kalau internet selular yang ada sekarang sudah cukup kecepatannya,” ujarnya. “Orang mungkin melihat peringkat kecepatan internet Indonesia kenapa kalau jauh sama negara lain, tapi lihat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia jadi yang terbesar kan.”
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini tak menampik sudah banyak masyarakat yang menantikan implementasi jaringan 5G di Tanah Air. Namun, kata dia, jaringan yang menjanjikan kecepatan berlipat-lipat dari jaringan 4-4,5 G tersebut belum siap dijual. Segmen pengguna telepon selular, ujarnya. masih bisa dicukupi dengan jaringan yang ada sekarang. “Mungkin awalnya konsumen industri dulu, tapi kan kami juga masih tunggu penepatan spekturumnya dari pemerintah,” ujarnya.
Tak hanya XL, operator selular lainnya juga memfokuskan diri pada produk data. Tri, misalnya, sedang mengebut pembangunan pusat data baru di Malang, Jawa Timur bekerja sama dengan Huawei. Kepala Teknologi Hutchison Indonesia Desmond Cheung mengatakan fasilitas tersebut bakal memanjakan pengguna Tri dari sisi kecepatan dan utilisasi penggunaan. “Main gim online lebih lancar, dan sebagai langkah persiapan jaringan 5G kelak,” ujarnya.
Pun dengan Telkomsel, yang menyatakan layanan data akan diperkuat dengan konektivitas ke berbagai platform multi layanan. Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan membikin pengguna betah mengakses platform mitra Telkomsel akan meningkatkan penggunaan data para pelanggan. “Konsumsi data memang meningkat, tapi kalau jual data saja tidak berarti pendapatan bertambah, karena pembelian kuota sekarang besar-besar yang artinya marginnya tipis,” ujar Setyanto.
EKO WAHYUDI