TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berencana mempersiapkan subholding perusahaan dapat melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Adapun, salah satu subholding yang didorong segera melantai di bursa adalah subholding hulu yang operasionalnya dipegang oleh PT Pertamina Hulu Energi.
"Mengenai subholding mana yang akan IPO, mungkin pertama subholding hulu," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam diskusi virtual, Senin 15 Juni 2020.
Nicke mengatakan, saat ini perseroan tengah memprioritaskan peningkatan produksi di hulu. Dia melihat adanya tren produksi hulu migas Indonesia saat ini cenderung menurun. Sehingga, sebagian besar anggaran investasi Pertamina akan diarahkan ke hulu.
"Ke depan 60 persen anggaran investasi Pertamina adalah untuk hulu," ucapnya.
Nicke mengatakan upaya pengembangan bisnis Pertamina ke depannya tak hanya akan dilakukan dengan IPO. Pertamina juga akan melakukan kemitraan dengan pihak lain dan melakukan akuisisi.
Dia pun mencontohkan pada kasus Blok Rokan. Saat ditetapkan sebagai pemenang pengelola Blok Rokan, pemerintah meminta Pertamina bekerja sama dengan partner lain.
Menurut dia, Pertamina membutuhkan mitra dalam mengelola Blok Rokan pasca alih kelola dengan Chevron pada 2021 rampung. "Artinya sebagian dari participant interest-nya (PI) harus kita lepas ke perushaan lain. Jadi akan kita lakukan itu," ujarnya
Sebelumnya, dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Menteri BUMN Erick Thohir berharap Pertamina tidak hanya lincah, direksi baru kini ditantang untuk membawa kinerja perusahaan terus tumbuh, termasuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi.
“Supaya terjadi transparansi dan akuntabilitas, kami akan targetkan dalam 2 tahun ke depan, ibu Nicke [Dirut Pertamina] harus bisa go public-kan satu atau dua sub holding, untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparan,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa langkah efisiensi dan rencana IPO ini bukan diambil secara sepihak oleh Kementerian. Dia menegaskan bahwa strategi ini telah disepakati bersama direksi, komisaris, dan tim konsultan independen.
Erick memaparkan Pertamina akan menjadi holding yang membawahi beberapa sub holding. Hal ini pula yang menjadi alasan, jumlah direksi dipangkas di level holding atau induk.
EKO WAHYUDI l CAESAR AKBAR