TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT XL Axiata Tbk. Dian Siswarini mengatakan industri telekomunikasi tidak imun terhadap dampak pandemi Covid-19. "Kita juga tidak imun terhadap impact negatif karena belum tahu berapa lama berlangsung dan dampak ke ekonomi," ujar dia dalam diskusi di instagram @tempodotco bertajuk "Apa Kabar Bisnis Telekomunikasi?" Senin, 15 Juni 2020.
Dian mengatakan kalau imbasnya jangka panjang dan penghasilan masyarakat berkurang, maka pendemi pun akan berimbas pula kepada industri. Kendati demikian, ia tidak memungkiri dalam beberapa bulan terakhir memang terjadi lonjakan trafik pengguna internet lantaran masyarakat mulai mengalihkan aktivitasnya ke dunia virtual.
"Orang mesti berinteraksi dengan digital, bekerja, sekolah digital memang kebutuhan akan internet meningkat," ujar Dian. Karena itu, bukan hanya harus cepat, ia mengatakan operator harus bisa cepat, dapat diakses 24/7, stabil, dan robust lantaran kebutuhan yang tinggi.
Namun demikian, ia mengatakan ke depannya pandemi masih tidak bisa diprediksi karena kondisi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Namun kebutuhan akan internet yang stabil, cepat, dan robust akan menjadi kebutuhan yang harus tetap dipenuhi ke depannya.
Dian hingga saat ini masih mempelajari apakah ada perubahan kebiasaan dari masyarakat. Misalnya saat ini penggunaan internet masih dilakukan di suatu tempat. Namun, bisa saja nanti masyarakat beraktivitas kembali dengan mobilitas.
Pada Triwulan I 2020, XL melaporkan pertumbuhan pendapatan 8,88 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp6,49 triliun. Kenaikan itu ditunjang oleh pendapatan layanan data yang tumbuh 17 persen. Pada saat yang sama, beban EXCL menciut 18,36 persen menjadi Rp4,32 triliun. Penurunan dipicu oleh biaya infrastruktur yang merosot 12,3 persen menjadi Rp2,03 triliun.
Sejalan dengan penurunan beban dan penjualan menara, laba bersih emiten telekomunikasi ini melesat dari Rp 57,19 miliar pada kuartal I 2019 menjadi Rp 1,51 triliun per 31 Maret 2020. EBITDA perseroan juga meningkat 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang didorong oleh pertumbuhan revenue, efisiensi biaya dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) 16.
BISNIS