Jakarta - Anggota Aliansi Investor Global untuk Pembangunan Berkelanjutan (GISD), Shinta Kamdani, mengatakan pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19 membutuhkan investasi yang berkelanjutan dan resilient atau elastis. Pandangan itu ia ungkapkan dalam pertemuan virtual GISD bersama PBB, Jumat, 12 Juni 2020.
“Ke depannya SDGs (sustainable development goals) akan menjadi kunci penting untuk pemulihan ekonomi, sehingga sektor usaha harus mulai mengintegrasikan nilai tersebut ke bisnis model mereka," tutur Shinta melalui keterangan tertulisanya, Sabtu, 13 Juni 2020.
Adapun pemulihan ekonomi hijau, menurut Shinta, harus difokuskan pada penciptaan lapangan pekerjaan serta bisnis-bisnis baru yang ramah lingkungan. Apalagi, pandemi Covid-19 telah menyebabkan sebanyak 3,05 juta orang kena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Di samping itu, beberapa sektor bisnis mengalami penurunan kinerja yang signifikan.
Shinta melanjutkan, pandemi ini membuktikan aspek sosial dan lingkungan memainkan peranan penting untuk aktivitas perekonomian. Menilik hal itu, bos Sintesa Group tersebut menyatakan GISD sepakat akan mempercepat upaya penyelarasan investasi dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan mengintegrasikan SDGs ke dalam bisnis model mereka.
Aliansi juga berkomitmen untuk membangun pembiayaan inovatif dan platform investasi untuk memajukan SGDs melalui Covid-19 bonds, risk-sharing tools, joint investment, dan business matchmaking platforms. Pembiayaan ini khususnya diberikan bagi negara-negara yang terkena dampak, termasuk Indonesia.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan pemulihan kembali perekonomian pasca-pandemi bisa memakan waktu bertahun-tahun. Adapun kondisi ini diakui mengakibatkan penutupan bisnis yang sebelumnya sementara menjadi permanen dan disertai dengan melonjaknya jumlah pengangguran secara global.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA