TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengakui pandemi adalah masa sulit yang harus dihadapi oleh penduduk dunia. Sebab, wabah ini telah membuat kegiatan ekonomi melambat karena adanya pembatasan-pembatasan aktivitas.
Namun, dalam menghadapi pagebluk, ia mengatakan masyarakat tetap harus bangkit dengan mencari peluang. "Kalau semua mengeluh hal yang sama, enggak akan membuat apa-apa. Yang menangis juga, enggak akan mengubah," tutur Ignasius Jonan dalam diskusi bersama Jaringan Katolik Melawan Covid-19 yang digelar melalui virtual, Sabtu,
Jonan menyebut peluang akan muncul seandainya masyarakat mau berubah. Dia menyadari perubahan itu tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Ia pun memberi contoh perubahan bagi pelaku usaha yang memiliki pabrik.
Menurut bekas Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) itu, pengusaha tidak akan serta-merta dapat menutup pabriknya lalu banting setir mencari ceruk bisnis yang lain. Namun, kata dia, mereka bisa bertransformasi atau mengubah cara pemasarannya dengan mengandalkan sistem digital.
Jonan lalu memberikan gambaran adanya salah satu pabrikan mobil mewah yang sudah mulai mengiklankan produknya melalui media sosial Instagram. "Jualan mobil sampai di Instagram, itu kita enggak kepikiran sebelumnya. Bukan hanya masker yang dijual di sana," kata Jonan.
Begitu juga dengan pengusaha properti yang sudah mulai memamerkan dagangannya di platform Facebook. Sedangkan solusi untuk bisnis yang menawarkan layanan jasa seperti hotel, Jonan menyarankan para pengusaha mencari cara lain. Misalnya mengutamakan jaminan kebersihan saat hotel tersebut diiklankan sehingga upaya itu dapat memulihkan kepercayaan tamu.
Jonan memandang kehidupan setelah pandemi tidak akan sama seperti sebelumnya. Bahkan, kondisi yang umumnya disebut normal baru pun akan berlangsung lama lantaran penemuan dan produksi vaksin juga tidak akan instan terjadi. "Jadi ini kesempatan besar karena smeua mengalami hal yang sama."