Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengungkapkan alasan berkomunikasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelum menunjuk direksi BUMN.
Erick mengatakan upaya-upaya tersebut adalah langkah check and balance. "Supaya jangan ada pemikiran BUMN di bawah kepeminpinan saya menara gading. Jadi saya yang teken, saya yang milih, terus mau apa. Kesuksesan kami juga karena dukungan kementerian lain," ujar dia dalam konferensi video, Jumat, 12 Juni 2020.
Erik menerapkan proses berbeda dalam menunjuk direksi perseroan. Selain melakukan penilaian di internal kementerian, ia melibatkan menteri-menteri lain dalam memilih pejabat di perusahaan pelat merah.
Misalnya saja dalam perombakan BUMN karya baru-baru ini, Erick mengatakan telah berkomunikasi dengan Menteri Basuki. "Menteri terkait kadang-kadang dia membantu saya mengecek kerjaan benar enggak," ujar dia.
Selain Basuki di sektor BUMN Karya, Erick menyatakan kerap berkonsultasi dengan Sri Mulyani untuk menentukan direksi di perusahaan perbankan pelat merah.
Pola lainnya, Erick mempertimbangkan persepsi publik dalam memilih direksi BUMN. Sebab, perseroan sejatinya memiliki ekosistem, misalnya bekerja dengan swasta, desa, universitas, dan pihak lainnya. "Di poin nomor 3 ini saya juga punya jaringan, sehingga saya juga dapat input-input yang lebih luas," tuturnya. Dengan pola tersebut, ia meyakini pemilihan direksi yang dilakukan pun diterima baik oleh masyarakat dan pasar.
Kemarin, Kementerian Badan Usaha Milik Negara merombak pada jajaran pengurus perusahaan PT Pertamina (Persero). Langkah tersebut diambil pada Rapat Umum Pemegang Saham yang digelar pada Jumat, 12 Juni 2020.
CAESAR AKBAR