TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi atau BPH Migas menjalin kerja sama baru dengan Universitas Indonesia. Kerja ini akan menyangkut riset terhadap sejumlah masalah dan tantangan dalam sektor hilir migas.
"Nanti akan dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama, bisa juga dengan fakultas," kata Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa dalam acara diskusi di Jakarta, Jumat, 12 Juni 2020.
Saat ini, kata Ifan, sapaan dari Fanshurullah, pemasukan BPH Migas dari badan usaha migas mencapai Rp 1,3 triliun. Dari jumlah itu, hanya Rp 250 miliar yang digunakan untuk operasional.
Sehingga, Rp 1 triliun lebih digunakan BPH untuk mengembangkan kerja sama dengan sejumlah pihak untuk mengatasi persoalan hilir migas. Sebelum UI, BPH juga sudah bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Padjajaran.
Adapun saat ini, kata dia, masih ada sejumlah masalah dan tantangan dalam hilir migas. Salah satu soal cadangan BBM nasional. "Saat yang ada baru cadangan operasional badan usaha," kata dia
Sementara itu, Rektor UI Ari Kuncoro menyambut baik kerja sama ini. Tujuannya agar riset di kampus tidak sekedar menjadi menara gading atau pengamat saja. "Metodologi tidak efektif jika tidak diimplementasikan," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO