Faisal menilai, kejadian seperti ini akan tak berlangsung lama dan berbahaya bagi kesehatan likuiditas sistem keuangan nasional. Pasalnya, dengan penerapan new normal yang mulai berjalan, efeknya baru akan dirasakan bulan depan.
Pada saat itulah, kata Faisal, asing akan menjual kembali bonds yang dia pegang. "Dan nanti Bank Indonesia (BI) harus turun tangan. Nah, keluarlah cadangan devisa (untuk mencukupi likuiditas)," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto menilai cara pemerintah dalam penanganan Covid-19 yang prudent dan berbasis data diapresiasi positif oleh pasar. Hal itu tercermin dari nilai tukar rupiah yang terus menguat dan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh level 4.950.
"Apa yang kita lihat di mana nilai tukar rupiah sudah di bawah Rp 14.000 per dollar AS dan indeks harga saham yang naik menunjukkan apa yang dilakukan pemerintah dan Gugus Tugas berada pada jalur yang tepat,” kata Airlangga, melalui keterangan tertulis, Jumat 5 Juni 2020.
Walau nilai tukar maupun indeks akan berfluktuasi, Airlangga mengatakan, dengan cadangan devisa di Bank Indonesia yang mencapai US$ 130 miliar, menunjukkan adanya kepercayaan yang kuat terhadap perekonomian Indonesia.