TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) tengah menyiapkan aplikasi L-Cov untuk melacak persebaran Covid-19 di simpul-simpul transportasi bagi penumpang angkutan umum. Aplikasi tersebut utamanya akan dikembangkan di Jakarta, yakni wilayah dengan tingkat mobilisasi masyarakat tertinggi.
"Kami harap aplikasi ini bisa diluncurkan hari ini. Namun karena ada beberapa proses, kami baru akan soft launching seminggu lagi," ujar Kepala Humas BPTJ Budi Raharjo dalam diskusi virtual, Rabu, 10 Juni 2020.
Budi menjelaskan, saat ini lembaganya masih melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap pengembangan aplikasi L-Cov. Pemutakhiran dilakukan agar akses terhadap aplikasi semakin mudah.
Setelah dirilis, aplikasi tersebut rencananya akan tersedia di smartphone dengan sistem pengoperasian Android maupun iOS yang bisa diunduh secara gratis. Nantinya, pengguna yang sudah memiliki aplikasi L-Cov bakal diminta untuk memasukkan riwayat kesehatan secara berkala.
Adapun untuk cara kerjanya, Budi menerangkan nantinya aplikasi itu akan memiliki fitur yang menunjukkan informasi kepada pengguna seberapa besar tingkat risiko penyebaran Covid-19 terjadi di titik-titik tertentu. Misalnya di dalam kereta rel listrik (KRL) atau TransJakarta.
Bila pengguna berada di titik dengan risiko tingkat persebaran Covid-19 tinggi, fitur dalam aplikasi tersebut bakal memberikan sinyal berwarna merah. Budi berharap masyarakat akan mengunduh aplikasi ini karena semakin banyak data yang masuk, pelacakan persebaran risiko Covid-19 akan semakin akurat. "Apalagi di Jakarta, mobilisasi masyarakat kalau waktu normal mencapai 8,8 juta orang per hari," tuturnya.