TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus naik 38 sen atau 0,9 persen menjadi ditutup pada US$ 41,18 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 75 sen. Kenaikan itu setara dengan 2 persen dan menjadikan harga minyak tersebut menjadi menetap pada US$ 38,94 per barel di New York Mercantile Exchange.
Kenaikan harga emas hitam ini didorong oleh optimisme tentang komitmen terbaru dari produsen minyak utama untuk mengurangi produksi. Hal ini mengimbangi kekhawatiran bahwa kebangkitan dalam kasus virus corona dapat mengganggu permintaan bahan bakar.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen lainnya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, pada Sabtu pekan lalu, 6 Juni 2020 sepakat untuk memperpanjang rekor pemotongan produksi 9,7 juta barel per hari (bph) hingga akhir Juli.
Namun, Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab mengatakan tidak akan mempertahankan pengurangan tambahan pasokan harian yang berjumlah lebih dari satu juta barel. Sementara Libya yang mendukung pasar, mengatakan pihaknya menyatakan force majeure pada beberapa ekspor dari ladang minyak Sharara kemarin.
Produksi dihentikan sementara oleh kelompok bersenjata hanya beberapa hari setelah produksinya dilanjutkan menyusul blokade yang telah berlangsung berbulan-bulan. “Itu telah membantu mengurangi kejatuhan lebih lanjut. Mereka sedang dalam proses memulai kembali, yang tentu saja akan menambah situasi kelebihan pasokan,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Adapun permintaan bahan bakar telah pulih dari keruntuhan April akibat lockdown untuk mengendalikan pandemi. Namun, para analis telah mengatakan bahwa lonjakan pasar minyak yang cepat hingga lebih dari US$ 40 dolar per barel mungkin merupakan pandangan yang terlalu optimis terhadap konsumsi.
Seperti diketahui virus Corona telah menewaskan lebih dari 400 ribu orang di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jumlah kasus harian baru mencapai rekor pada Ahad pekan lalu karena pandemi belum memuncak di Amerika tengah.
Secara umum Goldman Sachs menaikkan perkiraan pda tahun ini 2020 untuk Brent menjadi US$ 40,4 per barel dan WTI menjadi US$ 36. Lembaga itu juga memperingatkan bahwa harga kemungkinan akan mundur kembali dalam beberapa minggu mendatang karena ketidakpastian permintaan dan peningkatan persediaan.
Data American Petroleum Institute menyebutkan persediaan minyak mentah AS telah meningkat karena pandemi membatasi permintaan. Adapun persediaan minyak mentah naik 8,4 juta barel dalam seminggu yang berakhir 5 Juni menjadi 539,4 juta barel.
ANTARA