TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional atau IMF diprediksi bakal memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik dalam revisi terbaru Prospek Ekonomi Dunia (WEO) akhir bulan ini.
"Pertumbuhan PDB kuartal pertama sebagian besar berbalik pada sisi negatifnya, dengan indikator-indikator frekuensi tinggi untuk bulan April dan Mei menunjukkan gangguan parah pada kuartal kedua," kata Wakil Direktur Pelaksana Pertama IMF Geoffrey Okamoto, Selasa, 9 Juni 2020. "Cina tampaknya menjadi pengecualian utama."
Okamoto menyebutkan beberapa negara juga mengalami kesulitan menahan penyebaran pandemi. "Yang berimplikasi pada prospek ekonomi mereka sendiri," ucapnya.
Dalam proyeksi penurunan yang dirilis dalam WEO per 24 Juni mendatang, kata Okamoto, akan terlihat bagaimana sejumlah negara mengambil kebijakan lockdown, ada perlambatan perdagangan global dan sebagian diimbangi oleh langkah sejumlah negara mengupayakan pemberian stimulus besar.
Sebelumnya, pada laporan WEO yang dirilis pada April, IMF memproyeksikan pertumbuhan di Asia terhenti nol persen pada 2020 karena pandemi Covid-19, menjadikannya pertumbuhan terendah sejak tahun 1960-an. Berdasarkan laporan itu, Cina diperkirakan akan mengalami pertumbuhan moderat 1,2 persen.
Wakil direktur pelaksana pertama IMF mengatakan bahwa satu hal yang diuntungkan Cina adalah tindakan yang sangat jelas dan tegas sejak awal untuk menahan penyebaran virus Corona di negaranya. Selain itu Cina dinilai telah bertindak sangat cepat untuk menempatkan langkah-langkah dukungan kebijakan yang akan memungkinkan segala sesuatu menjadi stabil.
Dengan waktu awal pandemi di Cina sedikit lebih awal daripada negara lain, IMF berharap siklus penyebaran virus di banyak negara berakhir segera berakhir. "Yang berarti bahwa mereka dapat mengikuti jalan menuju pertumbuhan di 'tren naik' dalam beberapa bulan," ucapya.
Sementara itu, Changyong Rhee, direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, yang juga bergabung dengan meja bundar, mengatakan ketika Cina menerapkan dan mulai melonggarkan kebijakan lockdown lebih awal, kinerja kuartal pertama Cina sejalan dengan perkiraan IMF, tetapi untuk banyak ekonomi Asia lainnya. "Angka kuartal pertama lebih buruk dari yang diperkirakan," ucapnya.
Untuk kuartal kedua, Rhee mengatakan bahwa Cina juga tidak dapat kebal dari perlambatan perdagangan global. Ekonomi Cina tampaknya berbalik secara umum, meskipun pada tingkat yang rendah.
ANTARA